bakabar.com, BANJARMASIN – Sabrang Mowo Damar Panuluh atau akrab disapa Noe Letto ternyata pernah menjadi seorang ateis.
Noe pernah berlogika tentang sesuatu yang dimiliki adalah miliknya. Hal tersebut tidak sejalan dengan pemahaman bahwa segala sesuatunya adalah milik Tuhan.
“Saya bicara gelang, jam, handphone itu adalah milik saya. Karena saya mengakuisisi dari luar. Termasuk, saya melihat daging di badan saya, ini milik saya atau bukan? Oh ternyata dari luar. Saya makan, jadi daging ke tubuh saya. Pengetahuan, oh saya dengar dari lingkungan, masukan dari bapak, dan kemudian saya akuisisi,” kata Noe Letto dikutip bakabar.com dari detikHot, Kamis (22/4).
Akhirnya, Noe berani mempertanyakan mengenai hal tersebut, mana yang pemberian Tuhan dan juga mana yang tidak bisa diakuisisi oleh dirinya.
“Saya berangkat dari ketidaktahuan. Semua yang saya miliki adalah saya akuisisi. Dari sampean (Tuhan) itu yang mana? Makanya saya kemudian meriset semuanya,” sambungnya.
Sampai saat itu, Noe juga belum berani mengucapkan dua kalimat syahadat.
Karena baginya, mengucapkan dua kalimat syahadat adalah mempercayai adanya Tuhan.
“Saya aslinya belum bersyahadat. Saya hanya mengakuisisi, tidak bersaksi,” jelasnya.
“Kalau syahadat sendiri kalimatnya bukan suruh percaya Tuhan, bukan percaya kanjeng Nabi. Suruh bersaksi, saksi itu (melihat) tidak (cuma) dengar, dengar,” ungkapnya.
Akhirnya sampai suatu saat, ketika dirinya tinggal di sebuah masjid di Kanada, Noe pun menemukan Islam secara tidak sengaja.
Lewat pertemuan dengan seorang syekh membawa logika sang penyanyi memiliki pikiran tentang adanya Islam dan Tuhan.
“Saya bertanya kepada seorang syekh. Benar nggak Tuhan itu Maha Adil? Karena saya melihat agama adalah sebuah sistem, valid. Tidak ada pertanyaan yang berlawanan,” katanya.
Mulai dari situ, Noe banyak bertanya kepada syekh tersebut. Dia pun sempat menanyakan soal neraka dan surga.
“Saya bertanya, kalau setan berkembang biak punya anak, kemudian satu detik kiamat, dan belum melakukan dosa apa pun, dia masuk neraka atau surga?” tanya Noe dengan rasa penasaran.
“Kalau Tuhan memasukkan dia ke surga, berarti statement setan masuk neraka itu salah. Kalau setan itu masuk neraka, namanya tidak adil. Karena belum melakukan kesalahan apa pun,” jelasnya lagi.
Ditanya balik oleh Syekh tentang dari mana dia tahu bagaimana cara setan berkembang biak, Noe Letto mengatakan dia berasumsi kalau setan dilahirkan layaknya manusia berkembang biak.
Sang Syekh kemudian memberi pandangan yang berbeda, yakni bagaimana bila Setan berkembang biak dengan cara membelah diri.
“Jadi makhluk yang baru pun melakukan dosa seperti makhluk sebelumnya. Wah ketampar saya di situ,” kenang Noe.
Dari jawaban sang syekh akhirnya membuat Noe tersadar.
Syekh tersebut diakui Noe bisa memberikan jawaban yang masuk akal tentang Islam dan beragama.
“Berarti kemampuan saya memahami agama bukan dari limitasi agama. Tetapi limitasi pemahaman dan data yang saya miliki,” pungkasnya.