Histori

Kisah Heroik dr Soebandi Bopong Letkol Sroedji Kala Agresi Militer Belanda di Jember

Warga Jember pasti pernah melihat patung dua orang pejuang yang berdiri di Jl Hayam Wuruk, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember yang tampak setia.

Featured-Image
Keluarga dr Soebandi ketika datang meresmikan museum di Jember, Selasa (27/6). (Apahabar.com/M Ulil Albab)

bakabar.com, JEMBER - Warga Jember pasti pernah melihat patung dua orang pejuang yang berdiri di Jalan Hayam Wuruk, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember yang tampak setia.

Keduanya merupakan Letkol dr Soebandi yang sedang membopong Letnan Kolonel Inf. (Anumerta) Mohammad Sroedji karena terluka usai diberondong peluru saat agresi militer Belanda tahun 1949.

Jejak kedua pejuang ini terekam ketika bergerilya bersama 100 pasukan Damarwulan saat agresi militer Belanda pada 1948-1948. Kisah-kisahnya tersebut kini mulai dikumpulkan.

Baca Juga: Berusia 2 Abad Lebih, Masjid Agung Kauman Magelang Jadi Saksi Sejarah Perjuangan

Sejumlah foto, seragam militer, dokumen hingga surat surat peninggalan dr Soebandi, kini mulai dikumpulkan dalam satu gedung museum di Universitas dr Soebandi Jember.

"Jadi tanpa saya sadari, Ibu saya itu ternyata pengarsip luar biasa. Yang ada hubungannya dengan bapak, surat menyurat, Jadi semuanya disimpan," kata putri Bungsu dr Soebandi, Widorini kepada bakabar.com, Selasa (27/6).

"Setelah ibu tidak ada, saya menyadari, semua tak ambil di Surabaya (untuk diarsipkan lebih rapi)," tambahnya.

Repro foto dr Soebandi ketika muda yang kini ditampilkan di museum Universitas dr Soebandi Jember, Selasa (27/6). (bakabar.com/M Ulil Albab)
Repro foto dr Soebandi ketika muda yang kini ditampilkan di museum Universitas dr Soebandi Jember, Selasa (27/6). Foto: bakabar.com/M Ulil Albab

Sayangnya, perbincangan bakabar.com dengan Widorini tak bisa berlangsung lama. Ia harus segera pulang setelah peresmian Perpustakaan dan Museum dr Soebandi di Universitas dr Soebandi.

Kendati demikian, Widorini meninggalkan sejumlah catatan sejarah singkat bagaimana bapaknya telah berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Mengintip Rumah Cimanggis, Warisan Kolonial yang Sempat Terbengkalai

Dalam peristiwa tersebut, Seobandi dan Seroedji mendapatkan perintah dari Jenderal Soedirman untuk bergerilya bersama dari Blitar hingga Jember.

Sesampai di Desa Karang Kedawung, Mumbulsari pada 8 Februari 1949, sebanyak 100 pasukan Damarwulan dipimpin Seroedji yang sedang beristirahat, diberondong peluru oleh pasukan KNIL.

Dalam momentum tersebut dr Seobandi berhasil lolos, namun ketika melihat Seroedji yang tertembak jatuh, ia lantas menghampiri kawannya dengan membopong. Di waktu itu juga, dr Soebandi juga ikut diberondong peluru dan gugur berdampingan.

HALAMAN
123
Editor


Komentar
Banner
Banner