bakabar.com, JAKARTA - Program lingkungan PBB (UNEP) memperkirakan pada 2040 terdapat 29 juta ton plastik masuk ke ekosistem perairan dunia, termasuk laut. Sampah plastik tersebut sebagian besar berasal dari sumber polusi darat yang tidak tertangani dengan baik sehingga menjadi ancaman nyata bagi kehidupan.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (sipsn.menlhk.go.id), pada 2022, Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton sampah. Sekitar 18,5% di antaranya berupa sampah plastik. Hal itu disebabkan oleh pergeseran pola hidup dan pola konsumsi masyarakat dalam menggunakan plastik sekali pakai.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna menjelaskan, plastik ikut berperan dalam tiga jenis krisis di bumi, yaitu pemanasan global, kehilangan biodiversitas dan polusi.
Dari semua sampah plastik dalam skala global, para ilmuwan perkirakan kurang dari 10 persen yang didaur ulang. "Sekitar 79 persen sampah plastik berakhir di tempat pembuangan akhir atau di alam. Sekitar 12 persennya dibakar," ujar Dolly dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (9/6).
Baca Juga: Truk Sampah Antre di TPA Rawa Kucing, Ternyata Kapasitas Overload
Atas dasar itu, Belantara Foundation berkolaborasi dengan Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) dan Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) menyelenggarakan kontes foto pada periode 5 Juni sampai dengan 19 Juni 2023 di Instagram.
Kontes foto ini merupakan salah satu aksi untuk mendukung peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia 5 Juni 2023. Dukungan tersebut ditandai dengan tema kontes foto yang dipilih sejalan dengan tema global HLH Sedunia tahun 2023, yaitu Beat Plastic Pollution atau Solusi untuk Polusi Plastik.
"Tema tersebut menjelaskan bahwa setiap orang merupakan bagian dari solusi untuk mengatasi polusi plastik," terangnya.
Tujuan utama dari lomba foto, kata Dolly, untuk mengajak dan mendorong masyarakat menjadi bagian solusi atas polusi plastik. Ini sekaligus meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dari polusi plastik.
Baca Juga: Sampah TPA Cipayung Menggunung, Depok Need Help!
"Harapannya, melalui kegiatan kontes foto ini dapat mendukung target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs) ke 12, yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab”, ujar Dolly yang juga ââpengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.
Salah satu strategi pengelolaan sampah plastik yaitu dengan ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular merupakan konsep bagaimana sebuah produk yang dihasilkan dan dimanfaatkan, seminimal mungkin mencemari bumi, serta masyarakat mendapatkan manfaat yang lebih besar melalui peningkatan nilai-nilai ekonomi.
"Oleh karena itu, penting memegang pola pikir setidaknya 3 prinsip utama, yaitu reduce, reuse, recycle," papar Dolly.
Dengan demikian, perlu langkah kolaborasi agar mencapai solusi komprehensif dan berkelanjutan dalam pengurangan plastik sekali pakai. Salah satunya, melalui Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi (KFLHK), sebagai wadah keterlibatan aktif lembaga filantropi untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup, serta menjadi forum diskusi bagi pemerhati lingkungan.
Baca Juga: Menghayati Hari Lingkungan Hidup Lewat 4 Film Bertema Sampah Plastik
Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) Gusman Yahya mengemukakan bahwa selaras dengan peran strategis PFI sebagai katalis kolaborasi dan ko-kreasi melalui aksi kolektif, pihaknya mendukung pengurangan plastik sekali pakai.
"Kita perlu bergotong royong untuk mewujudkan perubahan positif dalam mengatasi masalah plastik, dan menjalankan solusi yang memberikan dampak berkelanjutan guna menjaga lingkungan kita untuk generasi mendatang”, terangnya.
Senada, GM Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa Haryo Mojopahit menjelaskan bahwa selama ini masyarakat tidak paham bahwa plastik sekali pakai, berakhir dengan kepunahan makhluk lain di bumi, meningkatkan jumlah bencana, dan mencemari air konsumsi kita.
Oleh karena itu, Haryo memaparkan, kontes foto diperlukan untuk menunjukan kekuatan gambar yang dapat membuka mata nurani manusia. "Untuk bertanya pada diri kita sendiri, Ini kah hasil dari perusakan bumi yang saya lakukan?" tandasnya.