News

Ketum HIPMI Bantu Bangsa Bangkitkan Ekonomi Indonesia, Tokoh NTT: Jangan Bunuh Karakternya!

apahabar.com, BANJARMASIN – Tokoh muda Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanes Agustino Masteriano menyayangkan adanya upaya pembunuhan…

Featured-Image
Tokoh muda Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanes Agustino Masteriano. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Tokoh muda Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanes Agustino Masteriano menyayangkan adanya upaya pembunuhan karakter kepada Bendahara Umum PBNU, Mardani H Maming (MHM).

Menurut dia selama ini Ketua Umum Hipmi juga menjadi salah satu tokoh pemersatu yang mengayomi semua kalangan.

“Pak Mardani sedang bekerja keras manaikkan angka pengusaha di negeri ini. Kaum minoritas dan dari daerah Indonesia timur banyak yang diajak mengunjungi beberapa negara maju untuk membuka peluang bisnis. Ini konkret agar pengusaha lokal naik kelas,” ucapnya melalui press rilis yang diterima bakabar.com, Kamis (28/4).

Karenanya, dia meminta pembunuhan karakter dan penggiringan opini itu segera dihentikan. Dia menilai upaya itu justru akan menghambat kemajuan bangsa Indonesia, terutama di sektor ekonomi yang sedang susah payah dibangun pemerintah.

“Karena itu jangan dibunuh karakternya,” sebut dia.

Dia menilai MHM telah terbukti memiliki kontribusi pada peningkatan sektor ekonomi, terutama pasca-Covid-19. Mardani, melalui HIPMI, maupun Yayasan Haji Maming, banyak memberikan bantuan untuk usaha mikro kecil menengah. Begitu pun di sektor pendidikan.

“Saya berharap penggiringan opini terhadap Mardani H Maming sebagai saksi persidangan kasus IUP dihentikan. Kita serahkan kepada aparat penegak hukum bekerja jujur sesuai tupoksinya,” jelasnya.

Nama Mardani H Maming terus menjadi perbincangan pada sepekan terakhir. Namanya bahkan sampai trending di Twitter. Bahkan, kehebohannya melampaui pokok perkara gratifikasi Dwidjono sendiri.

Terkait framing kasus yang menyeret namanya, Mardani melihat ada pihak-pihak yang sengaja hendak menjatuhkan reputasinya dengan mengaitkan jabatannya sebagai Ketum Hipmi dan Bendum PBNU.

"Insyaallah nanti dalam prosesnya akan ketahuan siapa pihak yang ada di balik permasalahan ini," ujarnya.



Komentar
Banner
Banner