Kurs Rupiah

Kenaikan Suku Bunga BI Sia-Sia, Rupiah Bisa Makin Terpuruk!

Kurs rupiah dibuat terus terpuruk oleh dolar AS. Keterpurukan diprediksi akan terus berlanjut.

Featured-Image
Rupiah diprediksi tembus Rp16.100 per dolas AS. Foto: Antara

bakabar.com, JAKARTA - Kurs rupiah dibuat terus terpuruk oleh dolar AS. Keterpurukan diprediksi akan terus berlanjut.

"Nilai tukar rupiah sangat mungkin menembus angka Rp16.000 sampai dengan angka Rp16.100," kata analis Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira kepada bakabar.com, Jumat (20/10)

Bhima menganggap kenaikan suku bunga hingga 25 basis poin yang dilakukan Bank Indonesia (BI) belum bisa menutup celah. Antara imbal hasil surat utang AS dengan imbal hasil surat utang pemerintah atau SBN.

Baca Juga: Parah! Rupiah ke Dolar AS Nyaris Tembus Rp16.000

"Sehingga gap itu karena masih sempit membuat investor asing mencari instrumen lainnya terutama yang berbasis dolar," ujarnya.

Kata dia, tekanan yang didapatkan rupiah juga berasal dari defisit migas. Pasalnya harga minyak naik. Memaksa Indonesia untuk mengimpor dengan biaya lebih mahal.

Ditambah, beras sedang tinggi-tingginya. Membuat biaya impor jadi mahal. Situasi ini membutuhkan valas yang besar.

"Dan ini adalah konsekuensi yang cukup buruk. Karena rupiahnya bisa melemah dari sisi besarnya kebutuhan impor pangan," papar Bhima.

Di samping itu, ia melihat ekonomi China sedang mengalami tekanan. Bahkan, pertumbuhannya hanya berkisar di angka 4,6 persen. Lebih rendah dari Indonesia.

"Cadangan devisa mulai menurun, sehingga mau nggak mau kalau BI tidak menaikkan suku bunga secara signifikan misalnya 50 basis poin, maka rupiahnya akan terus mengalami pelemahan sampai akhir tahun," tuturnya.

Baca Juga: Anjloknya Rupiah Sulit Dibendung! Bank Indonesia Tak Berkutik

Apalagi melihat kebutuhan impor barang-barang. Lalu juga valas yang digunakan oleh pihak pemerintah dan swasta.

Dalam hal ini, untuk pembayaran kewajiban pokok dan bunga utang yang dilakukan di akhir tahu ini. Akan membuat rupiah semakin tertekan.

"Jadi Rupiah masih akan tertekan gejolak eksternal maupun domestik," pungkas Bhima.

Editor


Komentar
Banner
Banner