bakabar.com, NEW YORK – Harga minyak mentah global naik lebih dari 2 persen pada akhir perdagangan Senin (17/11) atau Selasa pagi WIB.
Melonjaknya harga minyak dunia setelah diperdagangkan lebih tinggi di awal perdagangan saat perusahaan farmasi Moderna Inc mengatakan vaksin eksperimentalnya 94,5 persen efektif dalam mencegah Covid-19.
Dilansir Antara. minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari, naik 1,04 dolar AS atau 2,43 persen menjadi menetap pada 43,82 dolar AS per barel, setelah sebelumnya naik lebih dari 4 persen.
Sementara itu, minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember terangkat 1,21 dolar AS atau 3,00 persen, menjadi ditutup di 41,34 dolar AS per barel.
“Ada sedikit tekanan beli berlebih, yang mendorong kami ke depan di mana fundamental mendukung kami, jadi kami hanya menahan sebagian kenaikan,” kata Gary Cunningham, direktur riset pasar di Tradition Energy di Stamford.
"Kami memiliki keprihatinan berlebihan atas permintaan global karena wabah Covid-19 terus berlanjut di seluruh dunia."
Pengumuman oleh Moderna datang setelah Pfizer Inc minggu lalu melaporkan bahwa vaksinnya lebih dari 90 persen efektif, meningkatkan harapan bahwa kerusakan ekonomi global yang dipicu pandemi dapat dikurangi.
Harga-harga juga didukung oleh data yang menunjukkan rebound di China dan Jepang, dengan angka yang menunjukkan bahwa kilang-kilang China memproses rekor level harian minyak mentah pada Oktober.
Baik WTI maupun Brent naik lebih dari delapan persen minggu lalu di tengah harapan vaksin dan ekspektasi bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, akan mempertahankan produksi yang lebih rendah tahun depan untuk mendukung harga.
Grup, yang dikenal sebagai OPEC+, telah memangkas produksi sekitar 7,7 juta barel per hari (bph), dengan kepatuhan terlihat di 96 persen pada Oktober, dan telah merencanakan untuk meningkatkan produksi sebesar dua juta barel per hari mulai Januari.
OPEC+ akan mengadakan pertemuan komite menteri pada Selasa yang dapat merekomendasikan perubahan pada kuota produksi ketika semua menteri bertemu pada 30 November dan 1 Desember.
“Tidak dapat disangkal bahwa pasar minyak sepenuhnya di tangan OPEC+,” kata kepala analis komoditas SEB, Bjarne Schieldrop.
"Organisasi adalah satu-satunya alasan mengapa harga minyak saat ini tidak 20 dolar AS per barel. Karena itu, pertemuan mereka yang akan datang pada 30 November-1 Desember tidak kalah pentingnya."