Tak Berkategori

Kekhawatiran Prospek Pemulihan Ekonomi Global, Picu Pelemahan Rupiah Awal Pekan

apahabar.com, JAKARTA – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan, Senin…

Featured-Image
Ilustrasi rupiah dan dolar AS. Foto-Antara/Wahyu Putro A

bakabar.com, JAKARTA – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan, Senin (7/12) pagi melemah.

Pelemahan rupiah dipicu kekhawatiran prospek pemulihan ekonomi global.

Pada pukul 9.50 WIB, rupiah bergerak melemah 13 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp 14.118 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp 14.105 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston, mengatakan penguatan harga aset berisiko terlihat belum stabil.

“Pasar masih mengkhawatirkan prospek pemulihan ekonomi global di tengah masih meningginya kasus penularan Covid-19 dan soal distribusi vaksin,” ujar Ariston di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin.

Di Indonesia sendiri, lanjut Ariston, kasus penularan yang masih meninggi juga masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar.

Kasus harian Covid-19 terlihat masih bertambah pada Minggu (7/12) kemarin dengan penambahan 6.089 kasus baru dibandingkan hari sebelumnya 6.027 kasus.

Saat ini akumulasi kasus Covid-19 berjumlah 575.796 kasus, dengan pasien sembuh sebanyak 474.771 pasien

Di sisi lain, persetujuan darurat penggunaan vaksin dan prospek stimulus fiskal AS masih menjadi penopang penguatan harga aset berisiko.

Indeks dolar AS terlihat masih melemah di kisaran 90 karena prospek stimulus fiskal tersebut.

“Dua sentimen yang berlawanan ini mungkin masih menahan pergerakan USD dan IDR dalam kisaran yang tidak jauh berbeda seperti hari sebelumnya,” kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp 14.050 per dolar AS hingga Rp 14.180 per dolar AS.

“Kalau melihat pergerakan indeks dolar AS, harusnya rupiah bisa menguat tipis,” ujarnya.

Sementara itu terkait kedatangan vaksin Sinovac ke Tanah Air pada Minggu (6/12) kemarin, Ariston menilai belum akan terlalu memengaruhi pergerakan rupiah di pasar.

“Jadwal pendistribusian dan jumlah masih dipertanyakan, jadi mungkin belum terlalu berpengaruh,” kata Ariston.

Pada Kamis (4/12) lalu, rupiah ditutup menguat 35 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp 14.105 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.140 per dolar AS.

Komentar
Banner
Banner