bakabar.com, TANGERANG SELATAN - Kekeringan yang melanda Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sudah terjadi dalam satu bulan terakhir dengan wilayah terdampak berada di Kampung Koceak, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Setu.
Warga mengaku kesulitan untuk mendapatkan air bersih, termasuk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebagai solusinya, warga mengandalkan aliran air Sungai Cisalak.
Pantauan di lokasi, warga Kampung Koceak harus berjalan kaki pada pagi dan sore hari untuk mengambil air di Sungai Cisalak. Dangkalnya permukaan air kali, membuat warga harus sabar mengantre apabila datang bersamaan.
Warga Kampung Koceak, Nuryadi (41) mengaku sejak kekeringan terjadi, masyarakat mulai memanfaatkan air yang ada di Sungai Cisalak untuk kebutuhan sehari-hari. Warga biasanya mengambil air pada waktu pagi dan sore hari.
Baca Juga: 700 KK di Tangsel Mengalami Kekeringan, Warga Diminta Aktif Melapor
"Kita biasa ke Sungai Cisalak mengambil air paling untuk kebutuhan cuci baju, mandi. Namun kalau untuk minum, kita masih bisa ngambil di sumur, paling cuma dapat 2 ember karena kering," ungkap Nuryadi kepada bakabar.com, Kota Tangsel, Rabu (20/9).
Menggunakan air Sungai Cisalak, kata Nuryadi, tidak benar-benar aman. Pasalnya, sejak mengunakan air sungai Cisalak untuk mandi, Nuryadi mengalami gatal-gatal di kulit.
Bahkan bagi beberapa warga, air Sungai Cisalak telah mempercepat luka akibat iritasi gatal yang cukup parah. Ditengarai buruknya kualitas Sungai Cisalak akibat limbah buangan pabrik.
"Pada gatel buat mandi, tapi ya gimana lagi dari pada tidak ada air. Kadang kalau kulitnya nggak tahan pada gatel digaruk timbul luka semacem alergi meskipun kita pakai sabun juga. Sebulan terakhir lah mulai mandi di kali," tandas Nuryadi.