Tak Berkategori

Kehilangan Istri akibat Teror di Selandia Baru, Farid Ahmed: Saya Tidak Membenci Pelaku

apahabar.com, CHRISTCHURCH — Farid Ahmed telah kehilangan istrinya, Hosne. Orang terkasihnya itu menjadi salah satu korban…

Featured-Image
Farid Ahmed. Foto-Tribunnews.com

bakabar.com, CHRISTCHURCH — Farid Ahmed telah kehilangan istrinya, Hosne. Orang terkasihnya itu menjadi salah satu korban meninggal dalam insiden penembakan di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat pekan lalu.

Tak mudah bagi Ahmed menerima kenyataan pahit itu. Namun, dia tak ingin perasaan yang berkecamuk di hatinya meruntuhkan mentalnya. Terlebih dia mengetahui bahwa Hosne meninggal setelah menyelamatkan sekelompok Muslimah dan anak-anak keluar dari masjid.

Dilansir Islampos, saat Brenton Tarrant mendatangi Masjid Al Noor, Ahmed yang lumpuh akibat tertabrak mobil, sedang duduk di kursi roda di dalam masjid bersama Hosne.

Ketika Tarrant melepas tembakan, Hosne berusaha membawa keluar para Muslimah dan anak-anaknya dari pintu samping masjid.

"Pegang anak-anakmu, datanglah ke sini," pekiknya saat itu.

Setelah mengamankan muslimah dan anak-anak, Hosne kembali masuk masjid untuk menolong Ahmed, suaminya yang berkursi roda. Hosne mempertaruhkan nyawanya sendiri, sementara Ahmed telah pasrah dan berpikir bahwa dirinya akan terbunuh.

Baca Juga: Berikan Penghormatan untuk Korban Pembantaian, Ini yang Dilakukan Geng Suku Asli Australia di Depan Masjid Christchurch

Saat itu dia berada di ruang samping dan tak bisa melihat Tarrant menembaki orang-orang di dalam masjid. Namun, letupan senjata dan jeritan sangat jelas terdengar.

Ketika kembali ke masjid, Hosne ditembak dari belakang. Dia meninggal seketika. Sedangkan, Ahmed belum mengetahui bahwa istrinya telah tiada.

Ahmed akhirnya melarikan diri keluar masjid setelah melihat celah di antara orang-orang yang berhamburan ketakutan.

"Saya mengambil kesempatan itu dan keluar perlahan-lahan. Saya berharap setiap saat saya akan ditembak di kepala dari belakang," katanya kepadaNew Zealand Herald,Senin (18/3/2019).

Ia mengaku melihat pemandangan yang mengerikan kala itu.

"Saya melihat darah, saya melihat orang terluka, saya melihat jenazah, orang panik," ujar Ahmed.

Baca Juga:Pasca Aksi Brutal, Umat Kristen New Zealand Jaga Mesjid Ketika Muslim Shalat

Setelah keluar dari masjid, dia menghampiri mobilnya di halaman parkir. dan menunggu Hosne menjemputnya di sana.

Orang-orang berlarian melewatinya. Namun Ahmed tak panik dan tetap menunggu kedatangan istrinya.

Setelah tembakan berhenti, dia memutuskan masuk kembali ke dalam masjid.

Pada momen itu Ahmed baru menyadari betapa sadisnya aksi penembakan yang dilakukan Tarrant. Orang-orang tergeletak bersimbah darah. Mereka yang masih selamat memohon bantuan Ahmed. Ada pula yang menanyakan kapan ambulans datang. Ahmed hanya bisa menjawab bahwa bantuan akan datang segera.

Ahmed meminta mereka yang masih selamat untuk bertahan dan bersabar. Saat itu, terdapat petugas polisi yang masuk ke masjid dan memerintahkan Ahmed keluar.

Dia masih mencari informasi tentang keadaan istrinya. Namun yang dapat dia lakukan hanya duduk dan menunggu. Sampai akhirnya, seorang petugas polisi, yang juga merupakan temannya, memberinya kabar bahwa Hosne telah meninggal.

Baca Juga:Salahkan Muslim, Kepala Senator Australia Digepruk Telur

Hatinya tentu terkoyak. Namun, Ahmed merasa bangga.

"Dia (Hosne) memberikan nyawanya untuk menyelamatkan orang lain dan itu adalah pekerjaan terakhirnya," ujarnya.

Kendati telah kehilangan orang yang dicintainya, dia justru mengungkapkan bahwa dirinya sama sekali tidak membenci si pelaku yang telah merenggut nyawa istrinya itu.

"Saya kehilangan istri saya tetapi saya tidak membenci si pembunuh. Saya pikir di suatu tempat dalam hidupnya mungkin dia terluka," katanya kepada The Australian.

"Ada pepatah dalam bahasa Bengali: Orang harus memenangkan orang bukan dengan menembak, bukan dengan membunuh, tetapi dengan mencintai mereka," lanjut Ahmed.

Ahmed juga mengatakan bahwa dia berharap pria bersenjata itu - dan yang lainnya yang memiliki kepercayaan yang sama - akan merefleksikan apa yang telah terjadi dan mengubah hidupnya.

"Kamu masih hidup, kamu memiliki kesempatan," katanya, "Setiap manusia memiliki dua sisi - kejahatan dan kemanusiaan; keluarkan kemanusiaan Anda … daripada membunuh dan membenci … Saya berharap saya bisa mengatakan itu," sambung Ahmed.

Ahmed pun mengungkapkan,"Jika saya bisa mengubah satu orang dari kekejaman menjadi kedermawanan, saya akan merasa terhormat."

Baca Juga:Umat Kristen Jaga Mesjid di Selandia Baru, PWNU Kalsel: Seperti Banser yang Jaga Gereja

Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner