Budidaya Perikanan

Kehadiran Start-up Perikanan, Riset FEB-UI: Petambak Lebih Optimistis

Riset Lembaga Demografi FEB UI menunjukkan kehadiran perusahaan rintisan teknologi budidaya perikanan eFishery membuat petambak lebih optimistis.

Featured-Image
Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, Dr. Paksi C. K. Walandouw (kanan) dan Co-Founder & CEO eFishery Gibran Huzaifah (kiri) saat acara eFishery Impact Report 2022 di Jakarta, Rabu (29/3/2023). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI) menunjukkan kehadiran perusahaan rintisan teknologi budidaya perikananeFishery membuat mayoritas petambak lebih optimistis terhadap perkembangan usahanya ke depan.

“Apa pun yang dilakukan eFishery harus masuk ke kesejahteraan petani. Ini terlihat dari 76,6 persen pembudidaya lebih optimistis membangun usaha mereka di masa depan dengan kehadiran eFishery,” kata Wakil Kepala Lembaga Demografi FEB UI Paksi C. K. Walandouw saat kegiatan eFishery Impact Report 2022 di Jakarta, Rabu (29/3).

Petambak eFishery terdiri dari pembudidaya ikan dan petambak udang. Dari sisi pembudidaya ikan, hasil riset menunjukkan jumlah pembudidaya yang mengaku optimistis mencapai 75,8 persen. Sedangkan jumlah petambak udang yang menyatakan optimistis sebesar 84,2 persen.

Namun, riset tidak mendalami alasan perbedaan jumlah pembudidaya ikan dan petambak udang yang optimistis terhadap masa depan setelah bergabung dengan eFishery.

Baca Juga: UKM Perikanan 1.6 Juta Pelaku Usaha, KKP: Jumlah Itu Masih Rendah

Lebih lanjut, Paksi menampilkan pernyataan para petambak eFishery yang diperoleh selama riset. Seorang petambak udang bernama Saripudin di Lampung mengaku optimismenya terhadap masa depan dilatarbelakangi oleh dukungan eFishery terhadap bidang usahanya.

Menurut Saripudin, dukungan eFishery mencakup bantuan teknis kebutuhan budidaya serta akses finansial Kabayan (Kasih, Bayar Nanti) yang terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Melalui dukungan-dukungan tersebut, Saripudin yakin petambak di daerahnya dapat makin maju.

Manfaat dari dukungan akses keuangan oleh eFishery juga dirasakan oleh pembudidaya lele asal Cirebon bernama Muhammad Rusli. Usaha budidaya ikan milik Rusli meningkat dari yang sebelumnya memiliki empat kolam menjadi 16 kolam dalam kurun waktu dua tahun.

Selain melalui Kabayan, para petambak juga terbantu dengan platform penjualan eFresh, fitur pencatatan panen Lapak Ikan, dan alat pemberian makan ikan otomatis eFeeder.

Baca Juga: Targetkan Perikanan Rajai Ekspor, Potensi Maritim Capai Rp18.000 Triliun

Salah satu pembudidaya ikan yang mengungkapkan hal tersebut adalah Isa Muliasih, pembudidaya ikan asal Lombok Timur.

Isa mengatakan pendapatannya naik sebesar 41 persen dan jumlah kolamnya meningkat dari dua kolam menjadi 12 kolam dalam waktu tiga tahun berkat layanan-layanan eFishery.

Adapun secara umum, eFishery berkontribusi dalam peningkatan pendapatan para petambak sebesar 41,5 persen.

Secara rinci, pendapatan petambak udang mengalami kenaikan hampir dua kali lipat tiap bulannya, yakni 90,6 persen atau rata-rata Rp25,9 juta. Sementara pendapatan pembudidaya ikan naik 29,3 persen atau Rp2,8 juta setelah bergabung dengan eFishery.

Editor
Komentar
Banner
Banner