Ketersediaan Kedelai Nasional

Kedelai Lokal, Bapanas: Dukung Pengembangan Berbasis Benih Unggul

Bapanas berupaya meningkatkan ketersediaan kedelai nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus dalam rangka menekan importasi.

Featured-Image
Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Nyoto Suwignyo, saat melakukan kunjungan kerja bersama Komisi IV DPR RI di Demak, Senin, (17/7/2023). Foto: Bapanas

bakabar.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) berupaya meningkatkan ketersediaan kedelai nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus dalam rangka menekan importasi. Salah satu upaya yang terus didorong adalah melalui dukungan pembudidayaan dan penguatan infrastruktur penyerapan untuk pengisian Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo, saat melakukan peninjauan dan diskusi pengembangan tanaman kedelai di Desa Banjarsari, Demak, Senin, (17/7).

Menurutnya, kedelai merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang dikelola NFA sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional dan Perpres Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.

“Saat ini kita telah siapkan infrastruktur untuk memperkuat ketersediaan kedelai dalam negeri, diantaranya regulasi Perbadan Nomor 14 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Kedelai Pemerintah (CKP) yang merupakan turunan Perpres CPP,” terangnya.

Baca Juga: Bapanas minta Bulog Pasok Kedelai ke Pengrajin Tahu dan Tempe

Nyoto menjelaskan, selain mendorong penyerapan kedelai untuk mengisi CKP, Bapanas juga mendukung penguatan budidaya kedelai dalam negeri. “Tentunya Bapanas siap mendukung Kementerian teknis terkait, dalam hal ini Kementan meningkatkan produktivitas kedelai nasional,” terangnya.

Nyoto juga menegaskan, untuk mendukung pengembangan produktivitas, Bapanas jga siap berkolaborasi dengan Kementan, akademisi, serta asosiasi untuk mendorong peningkatan produksi benih atau varietas unggul kedelai. “Kita siap mengawal bersama ketersediaan benih bermutu bersertifikat, tidak hanya menunggu adanya permohonan sertifikasi, namun perlu segera jemput bola di lapangan. Karena penggunaan varietas unggul bermutu menjadi salah satu kunci penguatan kedelai nasional, selain juga terkait aspek budidaya seperti ketersediaan air, pemupukan, pengendalian OPT serta pembuatan drainase,” paparnya.

Nyoto meyakini, pengembangan varietas unggul kedelai dengan menggunakan teknologi dapat direalisasikan di tingkat petani guna mendukung peningkatan produksi nasional. “Pengembangan di Demak ini akan menjadi salah satu percontohan, di mana pengembangan kedelai berbasis bibit unggul, dengan sistem budidaya yang tepat dan benar menghasilkan produksi yang baik,” jelasnya.

Berdasarkan data Prognosa Neraca Pangan Nasional, total produksi kedelai dalam negeri diperkirakan sebesar 306 ribu ton dengan kebutuhan nasional satu tahun sekitar 2,5 juta ton.

Baca Juga: Kendalikan Inflasi Pangan, Bapanas Gelar GPM di Jabodetabek Juli 2023

“Memang kedelai masih menjadi salah satu komoditas pangan strategis yang pemenuhan dalam negerinya masih mengandalkan pengadaan dari luar negeri,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, saat ini upaya peningkatan produksi kedelai dalam negeri terus dilakukan, seperti melalui pengembangan varietas unggul, penetapan harga acuan pembelian (HAP) untuk menjaga harga di tingkat petani, dan program CKP untuk meningkatkan serapan kedelai lokal.

“Dalam hal inovasi benih dan varietas, untuk mempercepat penyebaran dan adopsi inovasi teknologi ke petani, kita gencarkan koordinasi lintas sektoral untuk memastikan pasokan benih kedelai bersertifikat hingga Desember 2023 terpenuhi dengan aman,” jelasnya.

Baca Juga: Tanam Perdana Sorgum di Sukabumi, Bapanas: Kesiapsiagaan Krisis Pangan

Ia juga memaparkan, untuk memonitoring ketersediaan kedelai, Bapanas secara konsisten melakukan merumuskan neraca komoditas yang didalamnya juga menghitung kebutuhan dan pasokan kedelai selama satu tahun. “Langkah dan strategi tersebut bertujuan untuk memperkuat ekosistem kedelai nasional serta bentuk keberpihakan pemerintah terhadap para petani kedelai lokal. Diharapkan kedepannya pengadaan kedelai dari luar negeri dapat dikurangi secara bertahap,” tuturnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah importasi kedelai tahun 2022 menurun dibandingkan tahun 2021. Pada tahun 2022 pengadaan kedelai luar negeri sekitar 2,3 juta ton, atau turun dibanding pengadaan luar negeri tahun 2021 yang berada di angka 2,4 juta ton.

“Tren penurunan importasi ini tentunya positif bagi penguatan kedelai dalam negeri dan harus terus dipertahankan,” pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner