bakabar.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna menjelaskan Indonesia merupakan salah satu negara Biodiversity Country yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi sehingga menjadi rumah bagi berbagai jenis satwa liar kharismatik, seperti harimau sumatra dan gajah sumatra serta orangutan.
Di dunia, kata Dolly, hanya Indonesia yang memiliki 3 jenis orangutan. Tiga jenis orangutan penghuni hutan tropis Indonesia itu meliputi, orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), orangutan sumatra (Pongo abelii) dan orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis).
“Orangutan memiliki peran penting untuk keberlanjutan ekosistem antara lain membantu penyebaran biji di kawasan hutan sehingga mampu membantu regenerasi hutan secara alami dan menjaga keseimbangan ekosistem”, ujar Dolly dalam keterangannya, Sabtu (2/9).
Sementara itu, analisis Population Habitat Viability Analysis (PHVA) tahun 2016, menyebutkan ada 71.820 individu orangutan di Pulau Sumatra dan Kalimantan. Angka itu tersebar pada 51 populasi yang terpisah di kawasan seluas sekitar 17,5 juta hektar.
Senada, Co-Chair IUCN IdSSG, Sunarto mengemukakan keunikan Indonesia sebagai satu-satunya negara yang memiliki tiga jenis orangutan. Fakta bahwa orangutan masuk daftar merah International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) dalam kategori kritis (Critically Endangered) merupakan tantangan bagi Indonesia.
"Berbagai upaya perlindungan dan pelestarian orangutan perlu diperkuat melalui kerja sama dan sinergi program dari semua pemangku kepentingan," terangnya.
Tidak hanya itu, orangutan merupakan satwa yang dilindungi oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta Permen LHK No.106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
“Diperlukan kolaborasi dan sinergi program para pihak dari berbagai sektor termasuk pemerintah, universitas/akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat dan sektor swasta serta pemangku kepentingan terkait untuk pemantauan dan perlindungan orangutan beserta habitatnya di Indonesia” jelas Sunarto.
Ketua Forum Konservasi Orangutan Indonesia (FORINA), Aldrianto Priadjati mengungkapkan tentang pentingnya penelitian dan pemantauan orangutan dan habitatnya yang komprehensif dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah untuk mendukung upaya pelestariannya.
"kami menyambut gembira atas kepedulian civitas academika dan para generasi muda dalam mendukung upaya konservasi satwa kharismatik Indonesia," katanya.
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Akademik Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan, Prof. Anna Permanasari menyampaikan bahwa sektor akademisi memainkan peran penting dalam pelestarian satwa liar. Salah satunya dengan melakukan kajian serta mencari cara-cara yang inovatif dan efektif untuk menjaga dan melestarikan satwa liar yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
"Kami akan terus mendorong agar terus terlibat aktif dalam penelitian satwa liar di habitat alaminya. Kemudian, mendiseminasikan hasil penelitian tersebut kepada masyarakat dan pemangku kepentingan terkait sehingga dapat menjadi bahan evaluasi dan dasar pengelolaan dan perlindungan yang efektif," ujarnya.
Melalui sinergi antara penelitian yang dilakukan oleh baik mahasiswa maupun dosen dengan apa yang menjadi kebutuhan dalam upaya pelestarian spesies-spesies terancam punah, menjadi solusi yang harus dipertahankan.