bakabar.com, JAKARTA - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, memberikan penjelasan terkait insiden kritiknya kepada presiden Persiraja, Nazaruddin Dek Gam.
Kejadian antara Arya Sinulingga dan Nazaruddin Dek Gam viral di media sosial setelah pertandingan antara Sada Sumut FC dan Persiraja di Stadion Baharoeddin Siregar.
Dalam pernyataan resmi, Arya menyebut alasan kemarahannya terhadap Dek Gam terkait tindakan intimidasi terhadap wasit pada pertandingan sebelumnya.
Arya menegaskan bahwa tindakan ini sangat tidak terpuji dalam sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Suporter Persib Bentrok dengan Pihak Keamanan, PSSI Buka Suara
"Kenapa saya marah terhadap Presiden Persija? Hal ini karena yang bersangkutan melakukan tindakan sangat tidak terpuji di sepakbola, dengan melakukan intimidasi terhadap wasit," ungkap Arya dikutip Selasa (28/11).
Intimidasi yang dimaksud terjadi pada pertandingan Persiraja melawan Sada Sumut FC pada 30 September.
Dek Gam ditemukan melakukan intervensi terhadap wasit selama istirahat babak pertama.
Akibatnya, dalam sidang Komite Disiplin PSSI pada 5 Oktober, Dek Gam dikenai sanksi larangan berpartisipasi dalam lima pertandingan dan denda sejumlah Rp22,5 juta.
Meskipun seharusnya Dek Gam sudah bebas dari sanksi saat pertandingan terakhir melawan Sada Sumut, Arya mengklaim sebaliknya.
Baca Juga: PSSI Didesak Hukum Pelaku Kerusuhan Suporter Sepak Bola Indonesia
Arya Sinulingga menyoroti kehadiran Dek Gam pada beberapa pertandingan setelah sanksi diberlakukan, termasuk melawan Sriwijaya, Semen Padang, dan PSMS Medan.
"Tetapi kenayataannya Presiden Persiraja tidak pernah menjalani hukuman, karena terbukti di akun Persiraja datang dan menghadiri pertandingan Persiraja melawan Sriwijaya, melawan Semen Padang dan PSMS Medan," jelasnya
Arya menilai bahwa sebagai presiden klub, Dek Gam seharusnya menjadi contoh sportivitas dan jika ada yang menilai dirinya telah menjalani hukuman Arya Sinulingga menentangnya.
"Jadi kalau ada yang mengatakan dia sudah menjalani hukuman 5x pada saat melawan Sada Sumut kemarin tanggal 26 November 2023 di Deli Serdang, itu sama sekali bohong, karena dia tidak pernah menjalani hukuman selama 5x tidak berpartisipasi dalam pertandingan," tegasnya.
Kritiknya bukan hanya terkait sanksi tetapi juga tentang pentingnya menjaga etika dan sportivitas di dunia sepak bola.
Kejadian ini, menurut Arya, merupakan upaya untuk mengingatkan akan prinsip-prinsip tersebut demi masa depan sepak bola Indonesia yang lebih baik.