Obesitas

Kasus Obesitas di Indonesia Melonjak, Waspadai Gejala dan Penyebabnya

Obesitas bukan hanya soal tubuh yang membesar, tapi juga rentetan penyakit berbahaya yang menyertainya.

Featured-Image
Kasus Obesitas di Indonesia melonjak. Foto: stock

bakabar.com, JAKARTA – Obesitas bukan hanya soal tubuh yang membesar, tapi juga rentetan penyakit berbahaya yang menyertainya.

Sebelumnya kasus obesitas yang baru ini terjadi pada Muhammad Fajri berbobot 300kg yang kemudian meninggal dunia. Lalu pria di Tangerang, Cipto Raharjo berbobot 200kg, dan remaja di Jakarta Timur, Ahmad Juwanto berbobot 230kg.

Dikutip dari World Health Organization (WHO), kegemukan atau obesitas merupakan kondisi medis berupa lemak tubuh yang berlebih sehingga terakumulasi sedemikian rupa yang menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, meningkatkan masalah kesehatan hingga menurunkan harapan hidup.

Seseorang yang dianggap mengalami obesitas adalah jika indeks massa tubuh (IMT), yang ukurannya didapat dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter.

Baca Juga: Warga Tangerang Jangan Stres! Nanti Obesitas

Kemenkes RI menjelaskan faktor risiko dari obesitas lewat data yang terungkap, sekitar 55 persen kasus obesitas pada anak-anak akan terjadi ketika mereka beranjak dewasa atau sebesar 80 persen obesitas terjadi pada remaja hingga dewasa.

Menurut Kemenkes RI, ada dua faktor utama yang menjadi pemicu obesitas semakin naik, pertama karena kurang aktivitas atau olahraga. Kedua, remaja cenderung malas bergerak karena mereka lebih sering menghabiskan waktu dengan gadget.

Kasus obesitas di Indonesia ternyata memang mengalami loncatan yang signifikan dalam 10 tahun terakhir. Riskesdas 2018 mencatat prevalensi kasus obesitas sebesar 21,8 persen.

Melalui hal ini, Eva Susanti selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, menjelaskan bahwa pemerintah berupaya untuk mempertahankan pravalensi kasus tetap sebesar 21,8 persen sampai tahun 2024. Selain itu, Eva berharap masyarakat juga ambil andil dalam memahami risiko fatal obesitas.

Berdasarkan data Riskesda tahun 2018, Indonesia menjadi negara dengan angka kasus obesitas tertinggi di dunia. Wilayah Sulawesi Utara menjadi daerah dengan kasus tertinggi.

“Indeks massa tubuh ini didapatkan dari berat badan dalam kilogram, dibandingkan dengan tinggi badan dalam meter dikuadratkan,” jelas dr Esti Widiastuti, Kepala Seksi Penyakit Diabetes Melitus Kemenkes RI dalam konferensi pers, Selasa (11/7).

Baca Juga: Cara Hitung Kalori untuk Penanganan Obesitas dan Tubuh Tetap Langsing

Rupanya, DKI Jakarta berada di posisi kedua. Dr Esti menjelaskan angka obesitas tertinggi adalah di Sulawesi Utara karena beberapa daerah memiliki hidangan makanan tradisional yang mengandung karbohidrat dan gula yang tinggi.

“Sulawesi Utara dibandingkan Jakarta dan Papua, dibandingkan jumlah penduduk ini juga bisa dikaitkan adat dan kebiasaan,” ujar dr Esti Widiastuti menjelaskan.

10 wilayah di Indonesia yang memiliki kasus obesitas tinggi antara lain Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Papua Barat, Kepulauan Riau, Kalimantar Utara, Sumatera Utara, Maluku Utara, Gorontalo, Aceh dan Riau.

Kenali Gejala dan Penyebab Obesitas

Dikutip dalam alodokter, obesitas ditandai dengan nilai indeks massa tubuh (IMT) sebesar 30 atau lebih, mudah berkeringat, nyeri sendi, penumpukan lemak di bagian area tubuh dan cenderung mudah lelah.

Obesitas ini biasanya disebabkan karena mengkonsumsi makanan junk food atau cepat saji, minuman mengandung gula, dan ketika kebiasaan makan tersebut tidak dibarengi dengan olahraga rutin.

Pencegahan dan Pengobatan Obesitas

Langkah mudah yang bisa dilakukan untuk mencegah obesitas adalah dengan menerapkan pola makan sehat, mengatur jumlah kalori yang dikonsumsi. Selain itu, olahraga secara rutin juga perlu dilakukan untuk menunjang kesehatan.

Lakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi terapi, obat-obatan atau operasi. Sebisa mungkin, hindari makanan junk food dan minuman yang mengandung gula.

Editor


Komentar
Banner
Banner