Info Kesehatan

Kasus Diabetes Anak Terus Meningkat, Waspadai dengan Kenali Gejalanya

Anak di Indonesia belum terlepas dari ancaman sederet penyakit. Salah satunya diabetes, yang disebut oleh IDAI meningkat 70 kali lipat dari tahun 2010

Featured-Image
Pemeriksaan diabetes pada anak. Foto: Kompas.

bakabar.com, JAKARTA - Anak di Indonesia belum terlepas dari ancaman sederet penyakit yang mengintai kesehatan mereka. Salah satunya diabetes, yang disebut oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meningkat 70 kali lipat dari tahun 2010.

Melihat fenomena yang demikian, Health Communicator Kalbe Nutritionals, dr. Dewi Virdianti, mewanti-wanti para orang tua untuk menjaga gaya hidup si buah hati. Upayakan tidak terlalu banyak mengonsumsi asupan gula dari makan maupun minuman manis.

“Jika ditanya bagaimana tentang mencegahnya, tentu dengan pola hidup yang lebih sehat dengan makan makanan bergizi seimbang, melakukan aktifitas fisik yang sesuai, dan pola istirahat yang teratur,” ujarnya, dikutip dari Instagram Live @ptkalbefarmatbk, Selasa (28/2).

Virdianti juga meminta orang tua agar lebih peka terhadap kondisi anak. Sebab, bisa saja itu adalah gejala yang mengindikasikan diabetes, di mana tandanya tidak berbeda jauh dengan yang dialami orang dewasa.

Adapun gejala itu, di antaranya anak jadi sering minum, gampang haus, dan sering lapar. Jika makan banyak pun, berat badan anak sulit naik karena asupan gula tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh tubuh.

Ciri lain adalah anak terlihat lemas, mengingat makanan yang dikonsumsi tidak dapat terbentuk menjadi energi. Hal ini membuat anak dengan diabetes seolah-olah mudah mengalami tantrum atau seperti mengalami gangguan.

Tidak Bisa Sembuh, tapi Berpotensi Berkembang Normal

Virdianti mengungkapkan diabetes pada anak terbagi lagi menjadi dua tipe. Tipe 1 yang disebut Juvenile Diabetes umumnya dialami anak berusia di bawah 10 tahun. Barulah ketika memasuki pubertas, bisa terjadi diabetes tipe 2 jika pola hidup tak kunjung diperbaiki. 

“Penyebab diabetes tipe 1 adalah adanya kerusakan sel pankreas yang menghasilkan hormon insulin untuk mengatur gula. Memasuki usia 12 tahun, atau masa-masa pubertas, jika pola hidup tidak sehat, maka akan terjadi diabetes tipe 2,” jelasnya.

Diabetes tipe 2 itu, sambung Virdianti, terjadi karena adanya resistensi insulin. Ini berarti tubuh memiliki insulin, namun tidak dapat bekerja dengan baik sehingga terjadilah peningkatan kadar gula dalam darah.

Sayangnya, Virdianti menyebut anak yang sudah mengalami diabetes tergolong sulit untuk sembuh sepenuhnya. Kendati begitu, selagi gula darahnya terkontrol dan asupan nutrisinya terpenuhi, anak bisa berkembang dengan normal.

Sebab itu, orang tua perlu membantu si buah hati untuk mengontrol gula darah. Caranya, ialah dengan memberikan insulin sesuai anjuran dokter. Tak hanya itu, orang tua juga perlu memberi motivasi pada anak selama menjalani proses pengobatan.

“Ajak anak untuk berolahraga atau beraktivitas seperti melakukan jalan pagi sekitar 10 sampai 15 menit, pola istirahat yang teratur, juga termasuk dalam peran orang tua untuk memberikan pola hidup yang sehat kepada anak,” demikian saran Virdianti.

Editor


Komentar
Banner
Banner