bakabar.com, RANTAU - Intensitas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai menurun. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin mulai persiapan pemetaan kawasan rawan banjir, Kamis (26/10/2023).
Kepala Pelaksana BPBD Tapin Raniansyah mengatakan, puncak dari karhutla berlangsung di Oktober ini dan sudah terlewati, pada November diperkirakan sudah masa peralihan karena hujan juga mulai merata.
"Karhutla sudah mulai turun, karena mulai memasuki musim hujan," ungkapnya.
Namun demikian, Kalak BPBD Tapin masih menemukan titik api yang menyebabkan karhutla yang disebabkan ulah manusia.
Adapun penurunan drastis tersebut berdasarkan data pada September ada sebanyak 63 titik, dengan luas lahan terbakar 213 hektare, sedangkan di Oktober ada 20 titik dengan luas lahan terdampak mencapai 71 hektare.
Pria akrab disapa Om Ben ini menyampaikan menyambut masa peralihan tersebut, pihaknya pun mulai mempersiapkan pemetaan rawan banjir di sejumlah kawasan.
"Saat ini kita bersiap melakukan pemetaan daerah rawan sebagai langkah mitigasi bencana," jelasnya.
Data terakhir, kawasan rawan terjadi banjir di Tapin meliputi 22 desa dan kelurahan dari tujuh Kecamatan. Di antaranya Kecamatan Tapin Utara, yakni di Desa Rantau Kanan, Kupang, Banua Halat Kiri dan Banua Halat Kanan. Di Kecamatan Tapin Selatan meliputi Tambarangan, Lawahan, Tatakan dan Tandui.
Sedangkan di Kecamatan Bungur, mencakup Desa Bungur, Bungur Baru, Sabah, Linuh, Timbung, Kalumpang, Rantau Bujur dan Banua Padang. Di Kecamatan Binuang, yakni Raya Belanti, Binuang, Karangan Putih dan Pulau Pinang.
"Ada pun untuk kawasan pegunungan di Kecamatan Piani di antaranya di Desa Miawa dan di Kecamatan Bakarangan terpetakan di Desa Masta dan Desa Gadung," pungkasnya.