apahabar.cm, JAKARTA - Kaki adalah satu bagian tubuh terpenting untuk menopang aktivitas. Sehingga perlu perhatian dan nutrisi untuk mencegahnya dari masalah kronis.
British Journal of Nutrition pada tahun 2015 menunjukkan bahwa apa yang kita makan dapat memengaruhi peradangan dalam tubuh, dan berisiko menjadi penyakit kronis.
"Umumnya peradangan adalah mekanisme pertahanan dalam tubuh untuk memberi sinyal pada sel untuk melawan infeksi virus dan baketri," kata seorang dokter keluarga, Shilpi Agarwal, MD, melansir Everyday Health, Senin (23/10).
Banyak makanan yang diyakini memicu peradangan, seperti gula, olahan biji-bijian, dan lemak trans dalam makanan panggang serta junkfood. Serta lemak jenuh dalam daging merah, lemak omega-6 yang ditemukan dalam minyak nabati seperti minyak jagung, kedelai, dan bunga matahari.
Makanan lain yang dapat menyebabkan peradangan, seperti permen, tepung putih, dan pasta, yang menyebabkan gula darah cepat naik.
Beberapa risiko penyakit yang berhubungan dengan kesehatan kaki, diantaranya adalah
Osteoporosis
Banyak kondisi kronis yang mempengaruhi kaki dapat ditangani dengan lebih baik melalui pola makan yang benar. Salah satunya kondisi osteoporosis, yaitu pengeroposan tulang yang progresif.
Osteoporosis dikaitkan dengan peningkatan risiko kerapuhan tulang, dan salah satu tanda awal kondisi ini seringkali cedera tulang karena stres pada kaki.
Mengonsumsi kalsium dan vitamin D dapat menurunkan risikot tersebut, begitu pula peruabahan gaya hidup lainnya seperti olahraga teratur.
Produk olahan susu seperti keju dan yoghurt merupakan smber kalsium terbaik. Namun perlu diingat, lemak jenuh dalam produk susu dapat meningkatkan peradangan.
Kalsium juga didapatkan dari sayuran hijau dan produk lain seperti sereal, roti dan jus tertentu. Vitamin D dapat membantu tubuh menyerap kalsium lebih banyak, dapat ditemukan pada ikan berlemak seperti mackerel, salmon dan tuna.
Penyakit Arteri Perifer pada Kaki
Selain diabetes, kondisi ini juga mempengaruhi jutaan orang di Amerika. Kondisi ini dapat merusak arteri yang membawa darah ke tubuh bagian bawah.
Penyakit ini adalah suatu kondisi penyempitan dalam pembulu darah, sehingga mengurangi aliran darah ke kaki akibat penumpukkan plak, yang terbentuk dari lemak, kolesterol, kalsium, dan senyawa lain dalam darah.
Salah satu cara mendiagnosis Penyakit Arteri Perifer (PAD) adalah membandingkan tekanan darah di kaki Anda dengan tekanan darah di lengan. Tes ini dikenal sebagai indeks pergelangan kaki-brachial, untuk menentukan seberapa baik darah mengalir.
Tekanan pada pergelangan kaki setidaknya 90% dari tekanan lengan. Namun pada penyempitan yang parah, tekanan tersebut mungkin kurang dari 50%.
Gejala umum yang dirasakan adalah rasa tidak nyaman pada otot kaki. Dalam kasus yang parah, pasien merasakan nyeri yang luar biasa atau kesemutan di kaki atau jari kaki.
Pola makan rendah lemak jenuh, lemak trans dan natrium, serta kaya buah-buahan dan sayur, dapat mengurangi risiko penyakit ini. Serta mengonsumsi omega-3 juga diketahui menurunkan risiko penyakit arteri perifer.
Diabetes
Seperti penyakit arteri perifer, diabetes menyebabkan berbagai permasalahan kaki, mulai perubahan kulit hingga kerusakan saraf atau neuropati (nyeri).
Sebanyak 70% penderita diabetes memiliki beberapa bentuk neuropati, ditandai dengan gejala nyeri terbakar, kesemutan atau kelemahan pada kaki.
Pola makan yang sehat adalah kunci mengontrol kadar gula darah. Melakukan diet diabetes sangat dianjurkan, seperti rencana makan sehat lainnya yang mengonsumsi sayuran dan buah kaya serat, protein tanpa lemak dan biji-bijian sehat dalam jumlah sedang.
Mengontrol Berat Badan
Berat badan badan berlebih meningkatkan kemungkinan mengalami kondisi nyeri pada kaki. Sebab kaki menanggung beban seluruh tubuh.
Selain manfaat lain dari pola makan sehat, pengelolaan berat badan dapat membantu menghindari risiko terhadap penyakit kaki lainnya.
Untuk mengurangi peradangan pada kaki, Greene menyarankan untuk mengonsumsi lebih banyak lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan berlemak seperti salmon atau suplemen omega-3.
Pola makan sehat dengan manfaat anti-inflamasi yang kaya dengan sayuran hijau dan makanan nabati segar lainnya, serta menghilangkan makanan biji-bijian olahan dan makanan manis.
