bakabar.com, KUALA KAPUAS – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas, Kalteng, H Suwarno Muriyat meluncurkan sebuah buku bertajuk Refleksi Budaya Suku Dayak Ngaju Dalam Karungut.
Buku ini secara khusus menganalisis cerita yang syarat dengan ikon dan pesan ‘sanan’ yang disajikan secara khas dikarungutkan (dinyanyikan) yang merupakan bagian dari tradisi lisan suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah.
Suwarno mengatan buku refleksi budaya suku Dayak Ngaju dalam karungut sansana bandar huntip batu aji sebenarnya adalah hasil penelitian dirinya ketika menyusun disertasi.
“Saya melakukan penelitian disertasi sekitar 1 tahun dan dibantu oleh beberapa tokoh yang berkompeten di bidangnya,” katanya kepada bakabar.com di Kuala Kapuas, Rabu (17/3).
Menurut Suwarno dirinya menulis buku ini karena kecintaannya terhadap budaya Dayak Ngaju dan sebagai wujud terima kasihnya kepada budaya Dayak Ngaju dalam rangka pemertahanan budaya lisan.
“Dengan dibuatkannya buku, sehingga orang yang tadinya hanya cerita dari mulut ke mulut bisa mengetahui dengan membaca buku ini yang tadinya hanya sastra lisan menjadi tertulis,” ujarnya.
Suwarno berharap dengan buku ini adanya pelestarian budaya sastra lisan yang tadinya hanya cerita dari mulut ke mulut menjadi terbukukan.
“Sehingga anak cucu kita mengetahui oh ternyata seperti ini ceritanya dengan adanya buku refleksi budaya suku Dayak Ngaju dalam karungut sansana bandar huntip batu aji ini,” ucapnya.
Ditambahkan Suwarno, buku tersebut rencananya akan dibagikannya ke sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Kapuas termasuk juga ke perpustakaan Kapuas.
“Jadi, nanti anak-anak bisa mengetahui karakter budaya dan bagaimana prilaku orang dayak, semuanya ada dalam buku ini ceritanya,” pungkas Suwarno Muriyat.