Ramah Lingkungan
Dirinya meyakini hilirisasi ini akan dapat mengakselerasi pengolahan bauksit itu sampai menjadi produk almunium ingot 2025. Ini akan memberikan dampak bagi perekonomian nasional melalui hilirisasi bauksit, industri ringan dan logistik modern ramah lingkungan.
“Almunium ingot sangat diperlukan industri dalam negeri seperti pelat, billet, scrap, dan bentuk profil yang diperlukan dalam proses di industri pesawat terbang, kapal, otomotif dan konstruksi,” imbuhnya.
Bauksit dengan kapasitas terbesar saat ini berada di Kalimantan Barat, dengan jumlah smelter yang terpasang untuk bijih bauksit sebanyak 4 unit. Dari jumlah unit itu, kapasitas pengolahan alumina mencapai 4,3 juta ton dalam 1 tahun.
Baca Juga: Demam Smelter, Pemain Nikel Kotabaru Dapat Proyek Gede!
Menurutnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan dalam tahap pembangunan, kapasitas input pemurnian bauksit mencapai 27,41 juta ton. Dengan kapasitas produksi mencapai 4,98 juta ton dan mendekati 5 jutan ton.
“Dalam beberapa tahun kedepan, diharapkan seluruhnya bisa diisi dari industri almunium dalam negeri. Dengan cadangan bauksit yang ada, Indonesia punya potensi memenuhi kebutuhan almunium sampai beberapa puluh tahun kedepan,” tutupnya.