bakabar.com, JAKARTA – Gubernur Isran Noor merasa gembira karena akhirnya pemerintah pusat memilih Kaltim sebagai ibu kota negara baru Indonesia. Isran diundang secara khusus oleh Presiden Jokowi dalam pengumuman calon ibu kota baru di Jakarta, hari ini.
Selain Isran hadir pula Wapres Jusuf Kalla, Menteri ATR Sofyan Djalil, Menteri PUPR Basuki Hadimuljojo, dan Menteri KLH Siti Nurbaya. Ada juga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Syukur alhamdulilah, pertama kami patut bersyukur atas kepercayaan ini. Selanjutnya saya akan segera berkoordinasi dengan dua wali kota yang mengapit calon ibu kota negara yang baru, Samarinda dan Balikpapan. Saya juga akan intensif berkomunikasi dengan Bupati PPU dan Bupati Kutai Kartanegara agar semua prosesnya berjalan baik,” kata Isran.
Dia juga mengajak provinsi-provinsi tetangga mendukung rencana ini. Sebab kehadiran ibu kota negara di tengah Indonesia akan memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan tengah dan timur Indonesia khususnya.
“Dampak positifnya saya kira bukan hanya untuk wilayah Kalimantan Timur, tapi dampaknya juga untuk semua provinsi di wilayah Kalimantan, termasuk provinsi-provinsi yang berada di wilayah tengah dan timur,” jelas Isran.
Provinsi yang dimaksud Isran adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan yang selama ini dikenal sebagai pemasok bahan baku bangunan ke Kaltim.
Di tempat yang sama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjelaskan rencana kawasan induk ibu kota negara seluas 40 ribu hektar dan bisa diperluas di tahun-tahun selanjutnya hingga 180 ribu hektar.
Sebelumnya, Presiden Jokowi akhirnya mengumumkan lokasi calon ibu kota negara yang baru, yakni di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim.
Jokowi menyebut setidaknya ada lima keunggulan yang dimiliki Kaltim. Pertama Kaltim merupakan daerah yang risiko bencananya paling minimal. Baik bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi dan tanah longsor.
Keunggulan kedua, lokasi yang ditawarkan Kaltim sangat strategis berada di tengah-tengah Indonesia. Keunggulan ketiga, lokasi yang diusulkan berada di antara dua kota yang sudah berkembang lebih dulu, yakni Samarinda dan Balikpapan.
Kaltim juga dinilai memiliki infrastruktur yang relatif lengkap. Ini menjadi keunggulan keempat yang dimiliki Kaltim.
Dan keunggulan yang kelima, telah tersedia lahan yang dikuasai pemerintah, karena lahan yang ditawarkan adalah lahan milik negara seluas 180 ribu hektar.
Pemindahan ibu kota negara adalah upaya untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa.
Baca Juga:Lihat Dampak Positif, Rooswandi Salem Dukung Kaltim Jadi Ibu Kota
Baca Juga:Kaltim Butuh Pemulihan, Bukan Ibu Kota!
Editor: Fariz Fadhillah