bakabar.com, BANJARMASIN - Pertumbuhan penyakit dalam yang meningkat dari tahun ke tahun di Kalimantan Selatan, untungnya diikuti pemerataan penyebaran dokter spesialis.
Dalam catatan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Kalsel, penyakit dalam seperti diabetes mellitus, hipertensi, maupun gangguan ginjal masih cukup tinggi.
Di sisi lain, semua rumah sakit daerah di kabupaten/kota Kalsel juga rata-rata telah memiliki dokter spesialis penyakit dalam.
"Minimal tersedia dua, bahkan lebih banyak dokter spesialis penyakit dalam,” papar Ketua PAPDI Cabang Kalsel, Abimanyu, seusai dilantik kepengurusan besar, Minggu (26/11/2023).
"Kami berusaha mengutamakan pelayanan kepada masyarakat dengan menyebar dokter spesialis ke seluruh kabupaten/kota. Jangan sampai tidak tersedia dokter spesialis penyakit dalam di rumah sakit,” tegasnya.
Total terdapat 86 anggota PAPDI Kalsel yang dilantik. Sementara di seluruh Indonesia, jumlah anggota PAPDI hampir mencapai 6.000 orang.
Sementara Ketua Umum Pengurus Besar PAPDI, Selly A Nasution, menyebut salah satu tantangan yang dihadapi adalah perubahan regulasi pascapandemi Covid-19.
“Undang-Undang Kesehatan memang berdampak. Namun kami dari profesi dengan induk Ikatan Dokter Indonesia (IDI), tetap akan mengikuti aturan,” tegas Selly.
"Namun akan terdapat beberapa masukan untuk menyesuaikan aturan. Namun organisasi profesi seperti PAPDI yang sudah berusia lebih dari 66 tahun, tetap akan bisa menjalankan dengan baik,” pungkasnya.