Dinas PUPR Kalsel

Jembatan Sei Alalak Kalsel Rampung, Jembatan Melengkung Pertama di RI

apahabar.com, JAKARTA – Pembangunan Jembatan Sei Alalak di Jalan Brigjen Haji Hasan Basri, Banjarmasin, Kalimantan Selatan…

Featured-Image
Jembatan Sei Alalak. Foto-dok. WIKA

bakabar.com, JAKARTA – Pembangunan Jembatan Sei Alalak di Jalan Brigjen Haji Hasan Basri, Banjarmasin, Kalimantan Selatan selesai. Menariknya, jembatan Sei Alalak tersebut merupakan jembatan dengan tipe cable stayed berbentuk melengkung pertama di Tanah Air.

Mengutip detikcom, Sabtu (4/9), jembatan yang akan menghubungkan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala itu telah berhasil melalui uji beban dalam prosesnya untuk mendapatkan sertifikat laik fungsi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) telah melakukan proses uji beban sebagai bagian dari rangkaian sertifikasi laik operasi pada Jembatan Sei Alalak, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan selama dua hari, 30-31 Agustus.

Pelaksanaan uji beban tersebut berlangsung secara ketat dan diawasi Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) dengan melibatkan sebanyak 32 truk dengan masing-masing beban seberat 24 ton.

Direktur Pembangunan Jembatan Kementerian PUPR Yudha Handita Panjiriawan mengatakan secara keseluruhan hasil uji beban menunjukkan hasil yang baik, data pengujian kemudian akan dibahas secara teknis oleh KKJTJ untuk rekomendasi keluarnya sertifikat laik fungsi.

“Secara umum hasil ujinya baik, ketika diberikan beban, lalu bebannya direlease kondisi jembatannya kembali seperti semula, ini mengindikasikan struktur jembatannya baik,” ujar Yudha dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/9).

Dia menerangkan konstruksi struktur utama jembatan secara umum sudah selesai, saat ini di lapangan hanya ada pekerjaan pembongkaran jembatan rangka baja yang lama dan proses penyelesaian akhir yang ditargetkan rampung pada akhir minggu pertama September. Adapun serah terima sementara pekerjaan provisional hand over (PHO) direncanakan dilaksanakan pada 15 September.

Sebagai Informasi, jembatan Sei Alalak dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia 30 tahun dan menjadi jalur utama akses Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalsel dan Kalimantan Tengah (Kalteng). Proyek jembatan ini dibangun dengan bersumber dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan skema pekerjaan tahun jamak (multi years).

Untuk diketahui, Jembatan Sei Alalak merupakan jembatan dengan tipe cable stayed berbentuk melengkung pertama di Tanah Air. Menurut Direktur Utama Perseroan Agung Budi Waskito, proyek ini semakin menambah rekam jejak dan portofolio WIKA sebagai kontraktor yang concern dan implementatif pada pengembangan teknologi terkini konstruksi jembatan modern.

Sebelumnya, kata Agung, perseroan telah mengambil peran vital dalam konstruksi signature jembatan, antara lain Jembatan Suramadu, Jembatan Cikubang, Jembatan Merah Putih, Jembatan Tumbang Samba, Jembatan Tayan, hingga Simpang Susun Semanggi.

“Hal ini menunjukkan bahwa engineer-engineer muda WIKA, engineer Indonesia memiliki kapasitas dan kapabilitas knowledge, inovasi dan daya saing yang cukup tinggi dalam percaturan konstruksi global,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan metode konstruksi yang digunakan pada Jembatan Sei Alalak adalah longline matchcast system, di mana sistem precast ini mampu mengefisienkan biaya dan mengoptimalkan kualitasnya. Kemudian, geometri tiang pylon asimetris ditujukan untuk mengatur cable stayed agar tidak bersinggungan dan tetap berada di luar deck jembatan serta menambah estetika.

Beton yang digunakan tambah Agung juga adalah beton kualitas tinggi fc’45 Mpa (K-500 ) yang menggunakan material lokal guna mengoptimalkan potensi resources yang ada. Sehingga efektivitas dan keberhasilannya, bisa menjadi lesson learnsekaligus referensi bagi proyek-proyek lainnya.

“WIKA menyampaikan terima kasih atas kepercayaan besar yang diberikan oleh Kementerian PUPR. Insyaallah, proyek ini dapat di-deliver tepat waktu dengan kualitas yang memuaskan dan bisa menjadi titik ungkit kebangkitan ekonomi Banjarmasin dan Kalimantan Selatan,” pungkas Agung.



Komentar
Banner
Banner