bakabar.com, BANJARMASIN – Bukan bahan makanan, melainkan tarif angkutan udara yang jadi biang kerok inflasi menjelang Ramadan.
“Sumber potensi risiko kenaikan inflasi angkatan udara jelang perayaan hari besar keagamaan dan masa libur sekolah,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan (Kpw BI Kalsel) Herawanto, Kamis (4/4) siang.
Inflasi Kalimantan tahun ini diperkirakan berada di rentan 3,2-3,5% year-on-year (yoy). Secara bulanan BI mencatat, inflasi Kalsel untuk Maret sebesar 0,25%.
Baca Juga: 1966, Hiperinflasi dan Era Anjloknya Ekonomi Banjarmasin
Angka ini lebih tinggi jika dibanding Februari 0,12% (mtm). Angka inflasi Maret tahun ini, kata Hera, lebih tinggi dibanding tiga tahun terakhir yang rata-rata 0,17% (mtm).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel per 1 April, inflasi masih terpantau 0,27% di Kota Banjarmasin, dan Kota Tanjung 0,07%. Dua daerah tadi indikator inflasi di Banua.
Di Banjarmasin komoditas penyumbang tertinggi antara lain angkutan udara, biskuit, ikan tongkol/ambu-ambu, ikan papuyu, tarif rumah sakit.
Sedangkan di Tanjung, antara lain kacang panjang, bawang merah, jagung manis, bawang putih, dan pasir.
Baca Juga: Jarang Gunakan Uang Koin Bikin Inflasi, Kok Bisa?
Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhillah