Tak Berkategori

Jelang Nataru, Harga Cabai di Balikpapan Tembus Rp140 Ribu per Kilogram

apahabar.com, BALIKPAPAN – Jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemerintah Kota Balikpapan, Kaltim, menggelar sidak…

Featured-Image
Wali Kota Balikpapan Rahmad Masud saat melakukan sidak ke Pasar Klandasan pada Rabu (22/12). Foto-apahabar.com/Riyadi

bakabar.com, BALIKPAPAN – Jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemerintah Kota Balikpapan, Kaltim, menggelar sidak pasar dan retail terkait harga bahan pokok.

Sebab biasanya pada masa-masa jelang Nataru harga sejumlah bahan pokok melonjak tinggi.

Sidak tersebut dipimpin langsung oleh Wali Kota Balikpapan, Rahmad Masud didampingi unsur Forkopimda dan dinas terkait di beberapa tempat, salah satunya di Pasar Klandasan. Sidak ini bertujuan untuk memantau sekaligus pengendalian harga bahan pokok di pasar.

“Kami bersama dengan Forkopimda dan dinas terkait meninjau kondisi dan situasi pasar salah satunya Pasar Klandasan. Memang setiap tahunnya ada kenaikan-kenaikan, tapi tidak semua produk,” kata Rahmad.

Rahmad mengatakan harga cabai ditemui melonjak. Namun pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan agar harga cabai dan sejumlah bahan pokok terkendali.

“Yang kita temui di dalam yang sedikit melonjak harga adalah masalah cabai. Memang cabai ini sedikit bikin melonjak, bikin pedes. Tapi mudahan kita berharap masyarakat tetap tenang bahwa Pemkot Balikpapan beserta jajaran terus memantau situasi keamanan salah satunya bahan pokok,” ujarnya.

Ruliyati, salah seorang pedagang cabai di Pasar Klandasan mengatakan harga cabai melonjak drastis. Yakni Rp140 ribu per kilogramnya. Kenaikan ini berlangsung sejak empat hari lalu. Hingga kini harga cabai masih terus menunjukkan kenaikan dikarenakan stok cabai asal Sulawesi berkurang.

“Lombok sekarang Rp110 ribu per kilo, dijualnya Rp130 kadang Rp140 ribu. Ini sudah empat harian ini naiknya. Nah itu dikarenakan banjir di Sulawesi jadinya mahal. Ini lombok kampung sini aja,” ungkapnya.

Meski harga melonjak drastis, namun permintaan tetap tinggi. Hal ini dikarenakan kebutuhan sehari-hari terutama para pedagang yang menggunakan cabai sebagai sambal ataupun bumbu tambahan.

“Pembeli ya mengeluh, apalagi penjual bakso dan gorengan terasa betul,” pungkasnya.

Komentar
Banner
Banner