Hot Borneo

Jelang Akhir April 2022, Satresnarkoba Polres Batola Tangkap 63 Tersangka

apahabar.com, MARABAHAN – Menjelang akhir April 2022, Satresnarkoba Polres Barito Kuala telah menangani 63 tersangka penyalahgunaan…

Featured-Image
Sejumlah tersangka kasus narkoba yang diamankan Satresnarkoba Polres Barito Kuala sepanjang Operasi Antik Intan 2022 beberapa waktu lalu. Foto: apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Menjelang akhir April 2022, Satresnarkoba Polres Barito Kuala telah menangani 63 tersangka penyalahgunaan dan transaksi narkoba.

63 tersangka tersebut berasal dari 53 kasus yang ditangani dengan barang bukti 57,89 gram sabu. Kemudian 4,59 gram tembakau sintetis, serta 151 butir carisoprodol.

Itu belum termasuk 4 tersangka dari 2 kasus yang ditangani Polsek Alalak. Adapun barang bukti dari kasus ini berupa sabu seberat 3,44 gram.

Jumlah tersebut termasuk hasil Operasi Antik Intan 2022. Berlangsung selama 14 hari, Satresnarkoba Polres Batola menangkap 21 tersangka dari 19 kasus.

“Memang dari kualitas, jumlah barang bukti terbilang sedikit,” tegas Kasat Resnarkoba Polres Batola, AKP H Juwarto, dalam Workshop Penguatan Kapasitas Media bersama BNNK Batola, Rabu (27/4).

“Namun sekalipun dalam jumlah sedikit, narkoba tetap membahayakan. Makanya kami tidak bosan membasmi peredaran dan penyalahgunaan hingga pelosok sekalipun,” tegasnya.

Terlebih dari hasil pengungkapan kasus hingga April 2022, peredaran dan penyalahgunaan narkoba sudah menjalar ke 17 kecamatan di Batola.

“Alalak yang berbatasan langsung dengan Banjarmasin, masih mendominasi dengan 19 kasus. Disusul Anjir Muara 5 kasus, Tabukan dan Tamban 4 kasus, serta Kuripan dan Mandastana 3 kasus,” jelas Juwarto.

“Rantau Badauh dan Barambai memang nihil kasus sampai April 2022. Namun bukan berarti tidak pernah terjadi, tapi lantaran lebih dulu ditangani dalam bulan-bulan sebelumnya,” sambungnya.

Terkait peran media, pemberitaan yang mengedukasi masyarakat tentang bahaya narkoba diyakini menjadi salah satu kunci penghambat penyalahgunaan.

Masalahnya media masih lebih banyak mengabarkan pemberantasan, dibanding pencegahan yang mengedukasi masyarakat untuk menghindari narkoba.

“Media memiliki kemampuan menguasai informasi terpercaya. Memang akhir-akhir ini peran itu dapat disamai media sosial,” sahut AKBP M Agus Wijanarko, Kepala BNNK Batola.

“Namun lantaran diramaikan berbagai hoaks, media sosial cenderung meresahkan dan mengurangi tingkat kepercayaan,” tandasnya.



Komentar
Banner
Banner