bakabar.com, JAKARTA - Kampung eks pengungsian Vietnam itu tampak mati, dan menyisakan bangunan berlumut terbengkalai. Namun di sudut lain, segelintir orang melakukan aktivitas harian.
Kendati lengang, rupanya ada sekira sebelas KK masih bermukim di kampung yang terletak di Kramat Jati, Jakarta Timur itu.
Bermula dari 'Manusia Perahu'
Kampung ini tercipta dari kisah ‘manusia perahu’ yang sempat gegerkan negara-negara di Asia Tenggara. Manusia perahu merupakan sebutan bagi pengungsi yang tercerabut dari tempat tinggalnya akibat perang Indochina.
Istilah ini makin sering digunakan di tahun 70-an karena lonjakan pengungsi.
Dalam buku Pulau Galang, Wajah Humanisme Indonesia (2012) karya Anastasia Wiwik Swastiwi ia membagi tiga periode sejarah pengungsian di Indonesia.
Pertama, periode 1975-1978, bermula dari berdirinya kamp-kamp pengungsian di beberapa pulau di Indonesia. Periode kedua yakni pada kurun waktu 1979-1989, ketika kamp pengungsian yang terkonsentrasi di Pulau Galang, Kepulauan Riau mulai muncul. Ketiga, periode 1989 hingga kini.
Pengungsi, Penyakit, dan Kapal yang Karam
Kisah pengungsi Vietnam bermula pada 1975 pada perang Indochina. Di tahun 1957 hingga 1975 orang yang dianggap tidak ingin membangun negara sosialis, terusir dari negaranya.
Beberapa orang menggunakan perahu sebagai moda transportasi mereka untuk keluar dari Vietnam menuju negara-negara Eropa dan Amerika.
Namun karena perahu tidak dirancang untuk laut terbuka, puluhan ribu pengungsi akhirnya meninggal dalam perjalanan.
Penyakit dan problematika kelaparan memaksa pengungsi melabuhkan perahunya di negara-negara terdekat seperti Indonesia, Malaysia atau Thailand.
Berdasarkan catatan Departemen Sosial, pengungsi Vietnam yang melipir ke Indonesia sekitar 400-600 orang, di Jakarta sendiri ada 127 orang.
Pada tahun 1981 pengungsi Vietnam mulai berkurang, bangunan yang disediakan mulai ditinggalkan dan kosong tak berpenghuni.
Kini, banyak yang mengenal kampung eks pengungsian tersebut sebagai kampung mati. Sedikit yang mengetahui bahwa di lokasi ini, sekian dekade silam, sempat menjadi area penampungan manusia perahu.