Tak Berkategori

Jasa Penyeberangan Kecipratan Tuah Penutupan Jembatan Alalak I

apahabar.com, BANJARMASIN – Sejenak Kita lupakan kisah negatif akibat penutupan Jembatan Alalak I. Di balik penutupan,…

Featured-Image
Di balik penutupan Jembatan Alalak I, ada berkah bagi penyedia jasa penyeberangan (feri), di Alalak Utara dan Alalak Berangas. Foto-apahabar.com/Baha

bakabar.com, BANJARMASIN – Sejenak Kita lupakan kisah negatif akibat penutupan Jembatan Alalak I.

Di balik penutupan, rupanya ada penyedia jasa penyeberangan (feri), di Alalak Utara dan Alalak Berangas yang kecipratan berkah.

Untuk diketahui akses utama jembatan penghubung antara Kota Banjarmasin dan Barito Kuala ditutup selama dua tahun untuk pengerjaan proyek.

Makanya, banyak pengendara yang memilih menggunakan fery. Itu adalah opsi selain melewati Jembatan Alalak II.

Pendapatan penyedia jasa penyeberangan pun meningkat drastis. Bahkan dua kali lipat dari hari-hari normal sebelumnya. Haji Acah misalnya. Salah satu pengelola jasa penyeberangan di Alalak Utara.

“Biasanya pendapatan dalam sehari sekitar tujuh ratus ribuan. Sekarang setelah kenaikan penumpang, bisa mencapai satu juta empat ratus ribu seharinya,” ungkapnya kepada bakabar.com.

Beberapa hari ini saking panjangnya antrean, Haji Acah harus berulang kali memberi tahu bahwa sudah kepenuhan.

Dalam kondisi demikian, dia menyarankan agar pengendara jalan terus, karena masih ada jasa penyeberangan lain tak jauh dari tempatnya.

Kepadatan, lanjut dia, akan sangat dirasa pada pagi hari dan sore hari. “Biasanya kami hanya memakai satu buah kapal untuk beroperasi. Sekarang kami harus memakai 2 kapal agar tidak terjadi penumpukan,” terangnya.

Untuk sekali beroperasi, kapal ini cuma bisa mengangkut maksimal sebanyak 15 penumpang. Lebih dari itu dirinya mengaku tak berani. Karena takut kelebihan beban dan membahayakan pengguna jasa.

Bulkiah, salah satu warga Alalak Berangas mengungkapkan terkait alasannya menggunakan jasa penyeberangan karena tak ingin terjebak macet di Jembatan Alalak II. Pasalnya di sana pasti terjadi penumpukan kendaraan. Apalagi saat jam padat, yakni pagi dan sore hari.

“Kalau tidak ditutup, mana saya mau lewat feri. Baru kali ini saya naik feri. Dari pada memutar jauh, terpaksa lah menyeberang di sini,” tuturnya.

Begitulah sekilas tentang berkah ditutupnya Jembatan Alalak I. Yang tentunya kisah ini akan berlanjut hingga dua tahun ke depan.

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah

Komentar
Banner
Banner