Penipuan Daftar Polisi

Janjikan Masuk Akpol, Pria di Depok Tipu Korbannya Capai Rp1,6 Miliar 

Terlilit hutang karena ditipu, Daud Yanuar (31) tega menipu korbannya Rp1,6 Miliar.

Featured-Image
Pelaku penipuan bermodus Masukan Korban ke Akpol. apahabar.com/rubiakto

bakabar.com, DEPOK - Terlilit hutang karena ditipu, Daud Yanuar (31) tega menipu korbannya Rp 1,6 Miliar, dengan modus memasukan orang lain ke Akademi Kepolisian (Akpol).

Wakasatreskrim Polres Metro Depok, AKP Markus Simaremare mengatakan, tersangka menjalani aksinya dengan cara menipu korban dan sudah dilakukan sejak tahun 2021 dengan meyakinkan korban serta orang tua korban.

"Dalam menjalankan aksinya ini, tersangka menyatakan seolah-olah mempunyai kenalan di Mabes Polri," ujarnya AKP Markus Simaremare, Jumat (10/11) malam.

Menurut AKP Markus Simaremare tindak pidana tersebut terungkap dengan adanya telegram palsu yang dibuat oleh tersangka yang menyatakan jika anak korban itu lulus Akpol untuk angkatan 2022.

Baca Juga: Anggota Satpol PP Tangsel Diduga Lakukan Penipuan Puluhan Juta

Kecurigaan korban pun semakin menguat setelah melihat bahwa nama anak korban itu tidak ada.

"Setelah dilakukan pengecekan terhadap seleksi Akpol, nama anak korban tidak ada dan ternyata telegram itu palsu. Kemudian kasus ini dilaporkan ke Polres Metro Depok," paparnya.

"Dari penelusuran kami dan penyidikan, ternyata itu tidak benar semua. Selanjutnya dilakukan penangkapan terhadap tersangka," terangnya.

Lebih lanjut, AKP Markus Simaremare menerangkan jika kerugian korban mencapai 1 miliar 250 juta dengan kesepakatan 1,6 miliar dan proses penyerahan uang dari korban ke tersangka sudah dilakukan sebanyak tiga kali.

"Transfer itu ada yang cash sebanyak 300 juta yang langsung diberikan oleh korban. Lalu tiga kali transfer kepada tersangka," ucapnya.

"Seperti kata dia (tersangka) bahwa uang 1 miliar 250 juta yang ada pada dia itu digunakan untuk membayar hutang-hutangnya," tambahnya.

Baca Juga: Polri Bongkar Penipuan Berkedok Asmara Jaringan Internasional

Terkait keterlibatan pihak lain, kata AKP Markus Simaremare, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Sementara ini penyelidikan kami sesuai dengan laporan yang ada. Saat ini masih satu orang, nanti kami dalami. Mungkin dengan adanya rilis ini nantinya ada beberapa korban yang datang," tuturnya.

"Tersangka beraksi sendiri. Sementara ini sendiri. Memang ada dikenalkan, ada namanya saksi, cuma saksi-saksi juga kita dalami apakah mereka punya keterlibatan atau tidak, ini kita dalami juga," imbuhnya.

Untuk penangkapan terhadap tersangka, lanjut AKP Markus Simaremare, dilakukan di wilayah Jawa Tengah.

"Tersangka kami tangkap di Solo, Jawa Tengah. Memang rumahnya di sana," ucapnya.

Sementara untuk penyelidikan lebih lanjut tersangka diamankan di Polres Depok. Untuk pasal yang dikenakan itu 378 dan atau 372 KUHP. 

Baca Juga: Polisi Panggil 4 Saksi dalam Kasus Penipuan Mario Teguh

Sementara pelaku penipuan, Daud Yanuar, (31), pelaku penipuan modus dapat meloloskan seseorang masuk pendidikan Akademi Kepolisian (Akpol) mengaku nekat menipu korbannya karena terlilit utang sebanyak Rp 8 miliar.

Diketahui Satreskrim Polres Metro Depok menangkap Daud Yanuar, 31 tahun, karena diduga melakukan penipuan dengan modus dapat meloloskan seseorang masuk pendidikan Akademi Kepolisian (Akpol). Pelaku dapat meyakinkan korban hingga menyetor uang Rp1,6 miliar.

"Uangnya untuk gali lobang tutup lubang, saya ditipu orang masalah travel tiket umrah, kerugian Rp5 miliar sampai Rp8 miliar, karena terlilit hutang," kata Daud di Mapolresto Depok. 

Pelaku sendiri untuk meyakinkan korbannya mengaku sebagai pengusaha yang dekat dengan pejabat Mabes Polri

"Saya bilangnya dekat dengan pejabat mabes," tutur pelaku.

Surat Telegram Palsu

Untuk lebih meyakinkan korbannya, diapun menyertakan Surat Telegram Polri perihal rekomendasi kuota khusus Akpol 2022 yang ditembuskan ke Kapolda Metro Jaya, Kapolda Banten, Kapolda Jabar dan Gubernur Akpol. "Itu ngeprint sendiri," katanya.

Ditanya terkait tanda tangan pejabat berpangkat brigadir jenderal yang tertera dalam surat telegram tersebut, Daud mengaku hanya mengambil dari google. "Tandatangannya crop-crop-an," kata Daud.

Pelaku juga mengaku korban dikenalkan dari temannya, kemudian ia menawarkan diri untuk membantu anak korban agar lolos pendidikan Akpol, karena anak korban pernah mencoba di 2021.

"Ya karena ada kesempatan, beliau (korban) masuk. Datanya saya sendiri cari dari Google," ujarnya.

Ditanya sudah berapa korban yang berhasil ditipu pelaku, Daud mengaku baru 1 orang dan tidak ada yang lain. "Enggak ada, 1 saja itu," pungkas Daud.

Editor


Komentar
Banner
Banner