bakabar.com, JAKARTA - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyoroti wacana calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan yang ingin membangun jalur kereta api di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Djoko Setijowarno menganggap keputusan capres nomer urut satu itu tidak realistis. Salah satu faktor penyebab utama masih rendahnya permintaan di Kalsel.
"Kalau di Kalsel itu, demand belum begitu tinggi," kata dia kepada bakabar.com, Rabu (20/12).
Baca Juga: Menakar Janji Anies Bangun Kereta Api di Kalsel: Realistiskah?
Baca Juga: Menhub Budi Tidak Merespons Tentang Pembangunan Kereta Api di Kalsel
Apalagi kata dia, membangun jalur kereta itu membutuhkan suntikan dana yang besar. Jika angka permintaannya rendah, kereta api yang dibangun hanya mengantarkan kerugian untuk negara.
"Jangan seperti di Palembang. Penumpangnya sedikit. Sayang duitnya," ungkap dia.
Selain itu, tantangan lainnya kondisi tekstur tanah di Kalsel merupakan berjenis lahan basah atau gambut. Sehingga harus memakan waktu yang lama untuk membangun jalur kereta api di sana.
Djoko merekomendasikan agar lebih memprioritaskan pengembangan transportasi umum darat seperti bus. Langkah pengembangan tersebut secara fokus dalam dilakukan selama lima tahun setelah pemerintahan baru.
"Seperti bus besar bus gandeng, buat jalur-jalur bus. Seperti bus Banjarbakula — Banjarmasin ke Banjarbaru. Di sana sudah ada," jelas dia.
Baca Juga: Apa Kabar Megaproyek Kereta Api Kalsel?
Baca Juga: Kalsel Prioritaskan Akses Jalan, Termasuk Kereta Api ke IKN Nusantara
Djoko menilai wacana pembangunan jalur kereta api di Kalsel menurutnya lebih tepat jika direalisasikan hingga 10 tahun ke depan. Estimasi waktu pengerjaan tersebut dinilai cukup untuk menuntaskan sederet tantangan yang sebelumnya ia uraikan.
Ia mengingatkan agar pembangunan proyek jalur kereta kereta api tidak dilakukan secara tergesa-gesa seperti IKN. Megaproyek ibu kota pengganti DKI Jakarta tersebut direncanakan rampung sekitar 5 tahun lagi.
"Ya kan demandnya masih rendah, IKN juga belum selesai. Jadi ya kalau saya perkirakan kereta itu lebih tepat sekitar 5-10 tahun lagilah," pungkasnya.