Kalsel

Janggal Penyerangan Brutal di SPBU Mataraman Banjar

apahabar.com, MARTAPURA – Sederet kejanggalan menyeruak saat penyerangan brutal di SPBU Simpang Tiga, Mataraman, Kabupaten Banjar….

Featured-Image
Polisi masih kesulitan mengungkap dalang di balik penyerangan di SPBU Simpang Tiga, Mataraman. Foto: Ist

bakabar.com, MARTAPURA - Sederet kejanggalan menyeruak saat penyerangan brutal di SPBU Simpang Tiga, Mataraman, Kabupaten Banjar.

Insiden yang menimpa pengawas SPBU, Ahmad Sobari pada Minggu (5/12) malam, tampak tersusun rapi oleh pelaku.

Gerak-gerik pelaku bahkan tidak sedikitpun terekam kamera pengawas atau CCTV SPBU yang telah diperiksa tim reserse kepolisian.

"Kita telah memeriksa rekaman CCTV, namun pelaku tidak terlihat sedikitpun,” ujar Kapolsek Mataraman Iptu Ari Handoyo didampingi Kanit Reskrim Ipda Endar kepada bakabar.com, Rabu (8/12).

Pelaku mengetahu letak CCTV di halaman selanjutnya:

Dalam aksi tersebut, pelaku tampak sudah mengetahui letak-letak kamera yang dipasang pihak SPBU.

Karenanya, Endar menduga pelaku masuk ke ruang pengawas dari jalur pintu belakang SPBU.

"Kamera yang ada di sana hanya terlihat karyawan yang mengangkat balok untuk membantu korban serta korban sekilas saat melarikan menyelamatkan diri," bebernya.

Tak cuma itu, Endar juga bilang jika pelaku tak mengucapkan sepatah kata pun alias tidak bersuara saat melancarkan serangan.

Praktis, tidak ada yang bisa mengenali pelaku, terlebih wajah yang tertutupi helm.

Pelaku tampaknya memahami seluk beluk lokasi di sekitar SPBU. Saat karyawan berupaya mengejar, pelaku langsung melarikan diri melalui arah bagian belakang SPBU yang masih hutan belantara.

"Saat dikejar oleh rekan-rekan korban, pelaku lari ke arah belakang SPBU dan menghilang di sana," jelasnya.

Selain itu, polisi juga masih mengalami kesulitan dalam melakukan penyelidikan melalui keterangan para saksi yang berbeda-beda.

Para saksi ada yang mengatakan jika melihat pelaku menggunakan baju lengan panjang, namun ada juga yang mengatakan menggunakan lengan pendek.

“Mungkin karena pada saat pelaku ini beraksi pada malam hari jadi penglihatan saksi dan korban sedikit terbatas, ditambah dalam keadaan yang seperti itu," ungkap Endar.

Saat ini, kondisi korban Sobari dilaporkan mulai membaik usai mendapat penanganan medis RSUD Ratu Zalecha Martapura.

"Kemarin menjalani operasi karena luka di bagian wajah, senjata tajam pelaku sempat mengenai bagian hidung korban," pungkasnya.

Fakta Baru Pembacokan di SPBU Banjar, Tak Ada Duit yang Hilang

Korban sempat melawan di halaman selanjutnya:

Penyelisikan polisi sebelumnya menguak deretan fakta baru kasus penyerangan di SPBU Simpang Tiga.

Penyerangan bermula saat Ahmad Sobari selesai menghitung uang hasil penjualan BBM bersama dengan operator SPBU.

Selesai menghitung, uang senilai Rp50 juta itu dimasukkan ke dalam brankas. Para pegawai lalu keluar dari ruangan untuk persiapan pulang.

Tak lama berselang, tiba-tiba terdengar suara teriakan minta tolong dari dalam ruangan Sobari.

"Dia berteriak minta tolong dan didengar oleh saksi (Arianto) yang sedang berada di mes," ujar Endar.

Sambil berteriak, tampak Sobari berlari dikejar oleh seorang pria yang membawa senjata tajam serta menggunakan helm.

Sobari sebenarnya sempat membela diri saat bacokan pertama mengenai lengan kanannya dengan menangkap parang pelaku.

Namun pelaku diam-diam masih menyimpan sebilah pisau. Sabetan pisau itulah yang kemudian mengenai wajah korban dan perut sebelah kiri.

Karena merasa kewalahan akibat berbagai mata luka, Sobari langsung berlari dan berteriak meminta pertolongan.

Dari rekaman CCTV, tampak pegawai lainnya berupaya membantu dengan mengambil sejumlah balok.

Sejurus itu, Sobari dilarikan ke RSUD Ratu Zalecha Martapura untuk mendapatkan pengobatan dan operasi atas luka yang dideritanya.

Sementara pelaku yang dikejar keburu kabur lewat belakang SPBU.

Polisi belum bisa memastikan motif penyerangan tersebut. Apakah murni aksi perampokan atau bukan. Yang pasti tidak ada uang yang hilang diambil pelaku.

"Korban ini dari keterangan orang-orang terdekat adalah orang yang baik dan tidak pernah mempunyai masalah dengan orang lain," beber Endar.

Endar dan anggotanya masih terus memburu pelaku untuk mengungkap motif penyerangan. Terbaru, polisi berhasil mendapati satu petunjuk baru.

"Sarung pisau milik pelaku terjatuh saat melakukan penyerangan," ujarnya.

"Saat kejadian sempat diguyur hujan, tapi semoga saja sidik jari pelaku masih bisa terbaca," Endar mengakhiri.

img

Akibat serangan malam itu, Ahmad Sobari menderita luka di bagian wajah hingga perut. Sampai saat ini polisi masih kesulitan mengungkap pelakunya. Foto: Ist



Komentar
Banner
Banner