bakabar.com, SAMPIT – Akses transportasi warga Desa Hanjalipan, Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, lumpuh akibat banjir yang merendam jalan poros desa sepanjang dua kilometer.
Genangan dengan ketinggian 30-60 cm itu sudah terjadi sejak 14 September 2025, dan mencapai puncaknya pada 17 September lalu.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kotim, Multazam, mengatakan kondisi tersebut membuat aktivitas warga sangat terbatas.
“Sehari-hari masyarakat terpaksa menggunakan sampan untuk beraktivitas di dalam desa. Sementara jika ingin ke ibu kota kabupaten, mereka harus menempuh jalur memutar melalui Desa Jemaras dengan waktu perjalanan 2,5 hingga 3 jam,” jelasnya, Junat (26/9/2025).
Meski hanya lima rumah warga yang benar-benar terendam hingga ke dalam rumah, banjir tetap menyulitkan. Sebagian besar rumah panggung memang masih aman, namun air menggenang di bawah lantai rumah.
Selain akses jalan, fasilitas umum juga terdampak. Sekolah Dasar di desa tersebut tidak bisa difungsikan karena terendam air.
“Kami sudah melaporkan ke Dinas Pendidikan untuk mencari mekanisme alternatif agar kegiatan belajar tetap berjalan,” ujar Multazam.
Ia juga menekankan, meski Puskesmas masih aman karena berbentuk rumah panggung, potensi kerentanan kesehatan masyarakat harus diantisipasi.
“Kami berharap dinas terkait terus memberikan pelayanan kesehatan intensif kepada warga terdampak,” tambahnya.
Multazam mengingatkan masyarakat agar tetap waspada, sebab BMKG memprediksi intensitas hujan meningkat pada awal Oktober.
“Desa Hanjalipan adalah salah satu titik rawan banjir luapan Sungai Mentaya. Kami imbau masyarakat tidak lengah menghadapi musim hujan berikutnya,” tandasnya.