bakabar.com, JAKARTA – Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) mengaku skeptis dengan hasil survei yang menyebut kepercayaan publik terhadap Polri meroket.
Sebab sejumlah kasus masih menggunung tanpa penyelesaian yang komprehensif dan tuntas.
“Bagus lah. Meskipun kita tetap skeptis pada bagaimana proses survei itu dilaksanakan,” ujar Peneliti ISSES, Bambang Rukminto kepada bakabar.com, Senin (27/3).
Baca Juga: Raport Merah Selubungi Kilau Citra Semu Polri
Untuk itu Polri mesti berbenah secara jujur dan menyeluruh, sebab jika hanya mengacu pada rilis survei tanpa diiringi perbaikan nyata di lapangan maka survei kepercayaan publik hanya sekadar angka.
Terutama kasus yang diindikasikan menyeret para petinggi Polri dalam medio setahun terakhir seperti konsorsium 303, tragedi Kanjuruhan, tambang ilegal, hingga gaya hidup mewah para petinggi Polri.
“Mengingat banyak kasus di kepolisian yang menjadi perhatian publik sampai sekarang juga belum tuntas,” ungkapnya.
Baca Juga: Ungguli Parpol dan DPR, Kepercayaan Publik pada Polri Terus Meningkat
Di sisi lain, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso juga sempat memberikan 'raport merah' kepada Polri yang masih menyisakan sejumlah permasalahan dan tumpukan kasus yang menggunung.
“Kinerja yang harus diperbaiki adalah terkait dengan fungsi penegakan hukum oleh Polri, khususnya satuan kerja reserse,” kata Sugeng kepada bakabar.com, Senin (27/3).
Sebelumnya, Polri mengalami peningkatan kepercayaan publik. Faktor ini disebabkan oleh konsistensi Polri dalam menjalankan tugasnya tanpa dipengaruhi adanya intervensi dari pihak luar.
Baca Juga: Kompolnas Tuntut Transparansi Usut Kasus Calo Bintara Polri
Peningkatan kepercayaan publik tersebut muncul dalam survei yang dilakukan oleh lembaga Indikator Politik yang menempatkan Polri pada peringkat pertama dengan perolehan sebesar 70,8 persen.
"Pada temuan yang sama, tingkat kepercayaan publik terhadap DPR sebesar 68,3 persen. Angkanya semakin mengecil jika dibandingkan dengan partai politik hanya 62,3 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik dalam paparan hasil survei "Dinamika Elektoral Capres dan Cawapres Pilihan Publik Dalam Dua Surnas Terbaru" di Jakarta, Minggu (26/3).