Hot Borneo

Ini Alasan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tutup Dua Sekolah Dasar di Tabalong

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tabalong telah menutup 2  Sekolah Dasar Negeri (SDN). 

Featured-Image
SDN Pampanan di Desa Pampanan, Pugaan,Tabalong, pasca-ditutup kondisinya tidak terawat lagi. Foto - apahabar.com/Muhammad Al-Amin.

bakabar.com, TANJUNG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tabalong telah menutup 2  Sekolah Dasar Negeri (SDN). Dua sekolah tersebut adalah SDN Pampanan di Desa Pampanan Kecamatan Pugaan dan SDN Cempaka Putih di Desa Sungai Durian Kecamatan Banua Lawas. Penutupan dikarenakan minimnya murid yang mendaftar.

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tabalong, Hasbi, dikonfirmasi membenarkan pihaknya telah menutup dua sekolah tersebut.

"Penutupan sekolah tersebut sudah lama dilakukan, SDN Pampanan ditutup tahun 2014 dan SDN Cempaka Putih tahun 2012 lalu," jelasnya, Jumat (17/2).

Hasbi menjelaskan, untuk SDN Pampanan ditutup karena minimnya murid yang mendaftar dan beberapa tahun tidak ada lagi murid yang mendaftar karena sekitar 200 meter ada sekolah madrasah di sana.

"Pertimbangan lainnya karena beberapa tahun tidak ada lagi peserta didik dan di desa tersebut juga masih ada sekolah dasar yaitu SDN Kayu Gatah," terangnya.

Sementara untuk SDN Cempaka Putih ditutup karena tidak ada lagi muridnya, sementara usia anak SD sudah tidak ada lagi.

"Kebetulan di sekitar sekolah tersebut kebanyakan orang tuanya sudah tinggal di daerah lain seperti Samarinda, Kaltim," ungkap Hasbi.

Hasbi bilang sebelum ditutup pihaknya telah melakukan survei bersama anggota dewan saat itu. Kemudian dilakukan sosialisasi dan rapat dengan para orang tua, pemerintahan desa dan kecamatan.

"Dalam rapat diambil sebuah keputusan,  sekolah itu kita tutup karena tidak memungkinkan lagi untuk diteruskan," bebernya.

Kemudian, lanjut Hasbi, dibuatkan telaahan staf dari dinas ke Bupati untuk dibuatkan surat keputusan.

"Sebelum ditutup terlebih dahulu menamatkan siswa yang tersisa, kemudian memutasi para kepala sekolah dan para guru ke sekolah yang masih kurang gurunya, lalu sekolah tersebut ditutup," terangnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner