bakabar.com, JAKARTA – Drama Korea (Drakor) Racket Boys dianggap melecehkan Indonesia di salah satu episodenya. Seperti apa adegannya?
Mengutip detikcom, Kamis (17/06), dalam dialog di Racket Boys, ada kalimat-kalimat dari skenario Racket Boys yang disebut melecehkan Indonesia. Yakni adegan ketika para pelatih dan pemain bulutangkis menumpahkan rasa kesal mereka ketika berkumpul di restoran.
Ceritanya saat itu mereka sedang berkompetisi dalam event olahraga internasional di Jakarta. Restoran hotel tempat mereka berbincang itu pun ceritanya sedang ada di Jakarta. Begini kutipan dialog dalam adegan Racket Boys yang kemudian menuai kritik:
“Kelakuan yang buruk,” ujar sang pelatih sembari memukul meja.
“Pak, tenang. Bapak tahu ini bukan kali pertama,” ujar salah satu atletnya.
“Kamarnya buruk sekali. Mereka (tuan rumah) berlatih di stadion dan kita dipaksa latihan di salah satu tempat latihan yang tidak terdapat AC. Si berengsek itu,” kata sang pelatih lagi.
“Ada satu alasan. Han Se-yoon (salah satu pemain utama Korsel). Mereka ingin mengalahkannya apapun caranya. Jangan khawatir soal Se-yoon. Kita sudah menemukan strateginya,” tutur sang pelatih lagi.
Menanggapi hal itu, Komisi X DPR heran mengapa episode Racket Boys tersebut bisa tayang.
Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan mulanya memerinci beda film dengan film sejarah. Sejumlah film memang ada yang menjelekkan negara lain tetapi yang patut dipertanyakan adalah lembaga yang berwenang meloloskan film tersebut.
“Kalau film itu adalah kreasi dan fiksi, (kecuali film sejarah). Sehingga banyak adegan bahkan di Hollywood yang juga menjelekkan negara lain, dan itu hanya bagian dari fiksi,” ujar Dede Yusuf kepada wartawan, Kamis (17/06).
“Kalau menurut saya, yang perlu diperiksa adalah yang memasukkan drakor itu ke Indonesia (SBS?), atau badan sensor,” ujarnya.
Dede Yusuf menyayangkan episode drama Korea Racket Boys yang diduga menjelekkan Indonesia ini lolos.
“Sudah tahu dalam adegan ada kalimat yang menyinggung Indonesia, tapi diloloskan juga. Mestinya drakor ini jangan masuk, atau episode ini tidak tayang. Itulah pentingnya sensor lembaga,” kata Dede Yusuf.