bakabar.com, BANJARMASIN - Malam pertengahan bulan Sya'ban atau Nisyfu Sya'ban yang jatuh pada Rabu (8/4) malam ini menjadi malam yang spesial bagi umat Islam. Malam ini diyakini sebagai malam penuh pengampunan dan keberkahan.
Sayangnya, pada momen penting tersebut umat Islam (khususnya di Indonesia) tidak bisa melaksanakan tradisi ibadah berjemaah di tempat ibadah seperti peringatan nisyfu Sya'ban di tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, virus Covid-19 masih mewabah, sehingga pemerintah mengeluarkan imbauan untuk melaksanakan aktivitas ibadah di rumah saja.
“Sesuai imbauan KH Husin Nafarin sebagai ketua MUI Kalsel, beliau menghimbau agar ibadah dilakukan di rumah masing-masing karena situasi sangat berbeda dari tahun lalu dan tahun ini,” ungkap Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Selatan, H Asfiani Norhasani saat ditemui bakabar.com.
MUI Kalsel pun mengeluarkan kebijakan serupa untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Fatwa pelarangan salat berjamaah seperti salat jumat dikeluarkan khususnya pada wilayah terdampak.
“Kita yang berada di zona merah, khususnya Banjarmasin, Kabupaten Banjar, dan Tabalong. Maka ada fatwa yang menyatakan boleh tidak salat Jumat. Jadi kiasannya, salat Jumat yang fardu ain saja kita tidak boleh melaksanakan apalagi hanya ibadah sunah malam Nisfu Sya’ban,” terangnya.
Ibadah sunah yang dimaksud seperti salat tahiyatul masjid, salat hajat, salat tasbih. Sedangkan dalam kondisi umum, Ibadah salat berjamaah yang disunahkan yaitu salat 5 waktu dan salat jumat di masjid bagi laki-laki, salat tarawih, salat gerhana matahari dan bulan, salat minta hujan dan salat hari raya idul fitri dan idul adha, serta salah jenazah.
“Jadi ibadah-ibadah sunah ini jangan kita paksakan untuk berkumpul berjamaah. Apalagi itu ibadah sendiri-sendiri sebenarnya, atau istilahnya fardiyah,” lanjutnya
Salat sunah justru dianjurkan dilakukan di rumah seperti halnya salat tahajud. Dalam kondisi wabah seperti saat ini, umat muslim dapat bermunajat dan berdoa agar dijauhkan dari marabahaya.
“Salah satu yang bisa menolak bala adalah berdoa dan bermunajat. Kita punya tradisi membaca ‘Laa Ilaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadzholimin’ (2375 kali, red). Doa ini doa luar biasa, Tuhan sudah berjanji,” sebut dia.
Nabi Yunus AS pada masanya pernah mendapat musibah ditelah oleh ikan Paus. Di dalam perut ikan itu, di tengah kegelapan lautan, Dia mengucapkan doa : ‘Laa Ilaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadzholimin’.
“Allah berfirman : Kami selamatkan Dia. Begitu pula Kami selamatkan orang-orang yang beriman. Makanya siapapun dalam kesusahan bila kita membaca ‘Laa Ilaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadzholimin’, maka Allah akan selamatkan kita khususnya dari wabah penyakit yang cepat menular ini,” jelasnya mengakhiri.
Reporter: Musnita Sari
Editor: Muhammad Bulkini