Siswa meninggal

Imbas Siswa Main Kuda Tomprok, KPAD Kota Bekasi: Satu Orang Trauma

Seorang siswa SMP Negeri 7 Kota Bekasi berinisial MA (13) meninggal dunia usai bermain kuda tomprok dengan temannya di sekolah. Akibat kejadian itu, satu orang

Featured-Image
Wakil Ketua KPAD Kota Bekasi, Novrian. Foto: apahabar.com/Mae Manah

bakabar.com, BEKASI - Seorang siswa SMP Negeri 7 Kota Bekasi berinisial MA (13) meninggal dunia usai bermain kuda tomprok dengan temannya di sekolah. Akibat kejadian itu, satu orang siswa lainnya mengalami trauma.

“Kita dapat informasi ada 1 anak yang mengalami trauma ketika melihat kejadian tersebut dan melihat temannya tergeletak dan meninggal dunia,” kata Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi, Novrian, Senin (20/11).

Lanjutnya, Novrian menyebut pihaknya bakal melakukan assesment untuk mencegah maupun memulihkan trauma pada siswa yang ikut terlibat dalam peristiwa nahas itu.

Baca Juga: Siswa Meninggal Usai Main Kuda Tomprok, SMPN 7 Bekasi Buka Suara

Kegiatan assessment dilakukan dengan melibatkan psikolog dari KPAD dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bekasi. Rencananya, kegiatan bakal dilakukan pada Rabu (22/11) esok.

“Nanti kita minta ruangan khusus sama pihak sekolah untuk kita bikin satu ruangan dimana kita akan bikin grup pendampingan anak to anak atau juga nanti pendekatan-pendekatan kelompok,” jelasnya.

Total ada 11 orang siswa yang rencananya bakal mengikuti kegiatan assessment. Kegiatan tersebut berguna untuk mengetahui bagaimana kondisi psikologis siswa pasca kejadian yang membuat MA meninggal dunia.

“Kita ingin membangun rasa empati dari teman-temannya, bahkan bisa jadi dari kejadian ini bisa membangun pembelajaran bersama bahwa hari ini bercanda yang membahayakan itu perlu pengetahuan,” jelasnya.

Baca Juga: Kronologi Siswa SMP di Bekasi Meninggal Usai Main Kuda Tomprok

Selain siswa, Novrian mengatakan kegiatan assesment juga bakal diikuti oleh orangtua siswa terkait.

“Kita coba libatkan Keluarga, karena assessment trauma atau edukasi bukan hanya pada siswa saja tapi juga pada orang tua. Bisa jadi nanti orang tua bisa memberikan pemahaman dan pengertian, jadi ada keterlibatan orangtua,” tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner