bakabar.com, JAKARTA – Imbas aktivitas Gunung Anak Krakatau pada Jumat (4/2) hari ini, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mewaspadai gelombang tinggi di perairan Selat Sunda.
Rahmat meminta warga yang berada di sekitar Selat Sunda menghindari daerah pantai karena potensi gelombang tinggi. Namun Rahmat tak menyebut tinggi gelombang yang disebabkan oleh Gunung Anak Krakatau tersebut.
“Imbauan gelombang tinggi terbatas di Selat Sunda. Sejauh ini belum ada potensi tsunami akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau,” kata Rahmat, dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (4/2).
Rahmat menjelaskan mengapa pihaknya tak bisa memberikan angka rinci terkait ketinggian gelombang air laut akibat aktivitas gunung api itu.
Menurutnya BMKG belum bisa memprediksi ketinggian gelombang akibat aktivitas gunung api. Hal itu berbeda dengan prediksi ketinggian gelombang jika terjadi gempa atau perubahan cuaca.
“Kalau prediksi tsunami, gelombang tinggi, itu ada modellingnya dari BMKG. Tapi kalau gunung api belum ada modelnya, jadi masih sebatas imbauan-imbauan saja,” ucap Rahmat.
Kendati demikian, Rahmat mengaku masih mewaspadai potensi gelombang tinggi dan tsunami akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait status Gunung Anak Krakatau.
“Kami masih terus berkooordinasi dengan PVMBG terkait status Krakatau ya, kan sekarang statusnya waspada, jadi kami pantau terus,” ujarnya.
Pesan kewaspadaan bahaya gelombang tinggi dari BMKG juga beredar di media sosial. Kepala BMKG Stasiun Geofisika Tangerang, Suwardi, membenarkan isi pesan tersebut. Tujuannya, untuk memberi peringatan dini dan kewaspadaan bagi masyarakat di pesisir Selat Sunda, terutama wilayah Banten.
“Iya benar itu, semalam kan pada rapat, akhirnya disebar sebagai bentuk peringatan dini dan kewaspadaan di masyarakat dan stakeholder,” kata Suwardi.
Rapat dadakan yang diadakan secara daring pada Kamis (3/2) malam, untuk menyikapi perkembangan aktifitas vulkanik Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda.
Hingga saat ini, aktifitas Anak Krakatau masih meningkat, bahkan semburan abu vulkaniknya mencapai 1.000 meter dari puncaknya.
“Pesan peringatan dini hanya segitu (isinya), sebagai bentuk kewaspadaan. Mengingat \embusan abu vulkanik di Gunung Anak Krakatau yang dikeluarkan oleh PVMBG,” ujarnya.
Suwardi memastikan peralatan BMKG dan PVMBG untuk memantau kondisi Anak Krakatau dan ketinggian air laut di Selat Sunda, berfungsi dengan baik. Termasuk alat ukur water level dan kegempaan juga terpasang di sekitar Pulau Sebesi dekat Anak Krakatau dan perairan Selat Sunda.
“Kepada seluruh masyarakat di pesisir Selat Sunda diharapkan tetap beraktivitas seperti biasa, tidak perlu panik, namun tetap waspada terhadap aktivitas Gunung Anak Krakatau,” katanya.