bakabar.com, MARABAHAN - Terimbas luapan Sungai Barito, sejumlah sekolah di Kecamatan Kuripan, Barito Kuala (Batola), terpaksa diliburkan dari kegiatan belajar mengajar.
Tidak tanggung-tanggung, durasi libur dadakan tersebut sudah berlangsung selama sembilan hari terakhir.
Dari informasi terhimpun, sedikitnya 9 sekolah yang meliburkan anak didik. Penyebabnya akses menuju sekolah masih terendam banjir hingga selutut orang dewasa.
Baca Juga: Banjir di Kuripan Batola Meningkat, Sekolah Terpaksa Diliburkan
Baca Juga: Tak Cuma Bantuan, Warga Terdampak Banjir di Kuripan Batola Juga Minta Solusi Jangka Panjang
Di antara sekolah yang terpaksa meliburkan peserta didik adalah SDN Rimbun Tulang, SDN Jambu Baru 2, dan SMAN Kuripan.
"Tercatat 9 SDN di Kuripan terpaksa meliburkan anak didik selama sembilan hari terakhir. Demikian pula SMPN 1, 2 dan 3, termasuk SMAN Kuripan," ungkap Sekretaris Kecamatan Kuripan, Abdul Gani, Jumat (2/2).
"Penyebabnya jalan menuju sekolah terendam air setinggi rata-rata 40 hingga 50 sentimeter. Kemudian beberapa unit sekolah juga terendam," sambungnya.
Berkaca dari kejadian itu, warga pun berharap pemerintah menambah ketinggian jalan menuju sekolah, termasuk mempertinggi tiang bangunan sekolah.
"Kami berharap kedepan instansi terkait membuat jalan yang lebih tinggi, sekalipun tidak panjang. Intinya supaya anak-anak tetap bisa sekolah, sekalipun air sedang pasang," tegas Abdul Gani.
"Sekarang kami hanya berharap air berangsur surut, karena tidak mungkin sekolah terus diliburkan sampai jalan kering sama sekali," tukasnya.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 1 Kuripan, Noormaidah, menjelaskan bahwa keputusan meliburkan peserta didik sudah dimulai sejak 27 Januari 2024 sampai keadaan memungkinkan.
Baca Juga: Bantuan Warga Terdampak Banjir di Kuripan Batola Mulai Dikirimkan
Baca Juga: Debit Sungai Barito Meningkat, Ruas Jalan di Kuripan Batola Mulai Terendam
Sedangkan tenaga pendidik yang masih mungkin ke sekolah, tetap melakukan aktivitas seperti biasa.
"Mengingat seluruh bangunan direndam banjir setinggi 50 hingga 60 sentimeter, aktivitas di sekolah terpaksa diliburkan. Kemudian peserta didik melaksanakan pembelajaran di rumah," ungkap Noormaidah.
"Dalam dua hari terakhir, ketinggian air perlahan mulai surut. Semoga saja terus bertambah surut, karena rumah guru-guru yang tinggal di Kuripan juga terdampak banjir," tutupnya.