bakabar.com, MARABAHAN – Banjir rob akibat air pasang, melanda sebagian besar Barito Kuala, terutama kawasan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, Senin (6/12) dini hari.
Kawasan terdampak mulai dari Kecamatan Tabunganen yang langsung berbatasan dengan Laut Jawa, kemudian Tamban, Alalak, Anjir Muara, Belawang, Barambai, Rantau Badauh, Cerbon, Marabahan, Bakumpai hingga Tabukan.
Tidak sedikit warga yang agak panik melihat kedalaman air. Meski demikian, mereka tak diharuskan mengungsi, lantaran ketinggian air dalam rumah masih sekitar mata kaki.
Namun warga yang menyimpan gabah kering giling di dalam rumah, mesti bergegas untuk memindahkan ke tempat kering.
Kenaikan debit Sungai Barito sendiri terpantau mulai pukul 21.00, Minggu (5/12) malam. Selanjutnya terus bertambah hingga pukul 02.30 Wita, Senin (6/12).
Selanjutnya menjelang subuh, air perlahan mulai surut. Kendati demikian, penurunan tidak secepat kenaikan debit air.
“Seingat kami dalam 30 tahun terakhir, inilah pasang tertinggi Sungai Barito,” papar Rahimi, salah seorang warga Marabahan.
“Biasanya sekalipun air pasang sepanjang musim hujan, air belum pernah masuk rumah. Makanya kami sempat santai saja melihat air mulai pasang, sebelum akhirnya harus mengamankan barang-barang,” imbuhnya.
Selain membuat perabot basah, air pasang juga melepas lantai papan, terutama rumah yang berlokasi tepat di tepi Sungai Barito.
“Sudah beberapa lantai rumah terlepas, karena diterpa ombak dari kelotok atau tongkang batu bara yang lewat. Harus menunggu air surut dulu untuk dipaku kembali,” cetus warga lain bernama Alfian.
“Mudahan situasi ini tidak terjadi berhari-hari dan ditambah hujan. Soalnya air pasang juga ikut mengundang hewan melata,” tandasnya.
