Kabar Pasar

IHSG Ditutup Melemah, Pasar Cermati Rilis Inflasi dan Suku Bunga AS

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (30/1) sore ditutup melemah seiring pasar masih mencermati rilis inflasi dan keputusan suku bunga acuan The Fed.

Featured-Image
Karyawan mengambil gambar menggunakan ponselnya layar yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (30/1) sore ditutup melemah seiring pasar masih mencermati rilis inflasi dan keputusan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).

IHSG ditutup melemah 26,50 poin atau 0,38 persen ke posisi 6.872,4. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,30 poin atau 0,45 persen ke posisi 945,43.

"Pelemahan IHSG hari ini, selain minim sentimen positif yaitu karena investor cenderung wait and see, dan bersiap untuk keputusan suku bunga utama dari bank sentral utama minggu ini, dengan ekspektasi kenaikan suku bunga dari Federal Reserve," kata Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas di Jakarta, Senin.

Dibuka menguat, IHSG terus bergerak di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih nyaman bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Baca Juga: Bank Sumut Siap IPO, Tawarkan Rp510 per Saham

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat dimana sektor properti paling tinggi yaitu 2,18 persen, diikuti sektor barang konsumen non primer dan sektor barang konsumen primer naik masing-masing 0,25 persen dan 0,04 persen.

Sedangkan delapan sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 1,38 persen, diikuti sektor transportasi dan logistik dan sektor infrastuktur masing-masing minus 0,99 persen dan minus 0,87 persen.

Baca Juga: Buruan, Saham PT Hillcon Dibanderol Rp2.000/Lembar

Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu KBLM, AMIN, TAYS, NICS, dan WIRG. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni TMPO, GIAA, CBRE, BSBK, dan RAJA.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.115.466 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,93 miliar lembar saham senilai Rp9,79 triliun. Sebanyak 202 saham naik, 315 saham menurun, dan 205 tidak bergerak nilainya.

Editor


Komentar
Banner
Banner