bakabar.com, JAKARTA - Aksi seorang wanita masuk ke liang lahat sambil membawa imbauan penolakan, tengah viral di media sosial.
Wanita itu dinarasikan menolak jenazah keluarganya untuk dikuburkan di liang lahat itu.
Dilansir detikSumut, Selasa (4/4), peristiwa itu terjadi di Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatera Utara (Sumut). Dalam video viral itu tampak seorang wanita berambut pendek ada di dalam liang lahat dan mondar-mandir membawa spanduk.
Spanduk itu bertulisan, 'Tanah ini milik Hermanus Manis Hutabarat, sesuai putusan pengadilan Nmor: 122/Pdt-G/1981PNBlg.Luas +10.500 m2'.
Aksi nekat wanita itu pun direkam dan memantik perhatian di media sosial.
View this post on Instagram
Konfirmasi Polisi
Kasi Humas Polres Toba AKP Bungaran Samosir saat dimintai konfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Dia menyebut peristiwa itu terjadi di Desa Simatibung, Kecamatan Laguboti, Rabu (29/3) lalu.
"Iya, kejadiannya Rabu kemarin di Desa Simatibung. Dia (wanita) masuk langsung ke liang lahat yang sudah digali itu," kata Bungaran dikutip dari detik, Selasa (4/4).
Bungaran menyebut wanita dan jenazah yang berada di peti itu masih bersaudara.
Penolakan penguburan rupanya dipicu karena ada permasalahan tanah antara wanita tersebut dengan jenazah yang hendak dikubur itu.
"Iya (saudara), adik abangnya ini. Ada dendam lama, sakit hati lama," kata Bungaran.
Bungaran menyebut keduanya sama-sama mengklaim sebagai pemilik tanah yang hendak dijadikan makam tersebut. Bahkan, keduanya berdalih telah memiliki sertifikat tanah itu.
"Katanya dia (wanita) sudah punya sertifikat, sementara yang almarhum itu pun sudah punya sertifikat," ujarnya.
Bungaran menerangkan permasalahan keluarga itu sudah berlangsung lama. Dia menyebut sebelum proses pemakaman itu, pihak kecamatan sudah mempertemukan wanita tersebut dengan keluarga almarhum.
"Jadi, sebelum penguburan jenazah itu sudah dirapatkan dengan Muspika di Kecamatan Laguboti. Makanya mereka pun bingung kok ada penghambatan lagi," sebutnya.
Usai aksi itu, Bungaran mengaku pihaknya langsung mengerahkan sejumlah personel ke lokasi. Pemakaman itu pun baru bisa dilakukan pada malam hari.
"Setelah itu, diedukasi, diturunkan lah polwan untuk meredakan. Jadi, mereka naik dari galian itu. Akhirnya, dikuburkan juga, malam penguburannya," pungkasnya.