bakabar.com, JAKARTA – Data-data yang diperoleh dari kotak hitam pesawat Boeing737 MAX 8yang dioperasikan maskapaiEthiopian Airlinesyangjatuhpada 10 Maret lalu disebut ada kemiripan dengan insiden Lion Air JT610 pada 29 Oktober 2018.
Hal itu diketahui dari hasil analisis awal yang disampaikan Kementerian Perhubungan Ethiopia. Hasil analisis kotak hitam pesawat Boeing 737 MAX 8 yang jatuh di Ethiopia dan Indonesia, ternyata memperlihatkan "kemiripan yang jelas" jelas otoritas Addis Ababa.
Tak hanya Boeing saja, pihak regulasi penerbangan AS pun turut dipertanyakan.
Baca Juga:Ini Amalan Kiai yang Jasadnya Utuh Meski 31 Tahun Dikubur
Dilansir Islampos dari Reuters, Menteri Transportasi Ethiopia Dagmawit Moges mengungkapkan pada Ahad (17/03/2019), berdasarkan analisis terhadap kotak hitam yang berisi flight data recorder atau data penerbangan, disimpulkan adanya indikasi bahwa kasus pesawat Ethiopian Airlines memperlihatkan "kemiripan yang jelas" dengan kecelakaan pesawat Lion Air di Indonesia.
"Ini adalah kasus yang sama dengan yang terjadi di Indonesia. Ada kesamaan yang jelas antara dua kecelakaan sejauh ini," kata juru bicara Kementerian Transportasi Ethiopia, Muse Yiheyis.
Selepas kecelakaan, sistem keselamatan pesawat Boeing banyak dipertanyakan publik. Alasannya karena kedua pesawat naas tersebut berjenis sama, yakni Boeing 787 MAX.
Keduanya juga jatuh dalam hitungan beberapa menit setelah lepas landas.
Kesimpulan tersebut diperoleh melalui data yang berhasil dipulihkan tim penyelidik Amerika dan Ethiopia di Prancis.
Akan tetapi pejabat AS menyebutkan, Badan Penerbangan Federal AS (FAA) dan Dewan Kelamatan Transportasi AS (NTSB) belum memvalidasi data tersebut.
Proses verifikasi baru akan dilakukan ketika tim penyelidik Ethiopia kembali dari Prancis.
Sertifikasi bermasalah
Penyelidikan masih akan memakan waktu berbulan-bulan, namun tekanan besar kini menyasar FAA terkait proses sertifikasi.
Sejumlah pengamat turut mempertanyakan mengapa FAA tetap memberikan lampu hijau terhadap sistem MCAS, ketika sebelumnya banyak pilot AS yang secara serius telah mempersoalkan sistem tersebut.
FAA membantah dan menegaskan telah mengikuti standar prosedur.
"Sertifikasi 737 MAX mengikuti standar proses sertifikasi FAA," ungkapnya secara tertulis.
FAA kini berada di bawah "penyelidikan tidak biasa" kementerian transportasi AS terkait masalah ini, khususnya kantor FAA di Seattle.
Pesawat Boeing dibangun di dekat Seattle, AS. Harian The Seattle Times mengungkap bahwa FAA telah mendelegasikan sebagian dari proses sertifikasi untuk pesawat - termasuk MCAS - kepada para insiyur Boeing.
Analisis keselamatan yang asli yang diberikan Boeing kepada FAA berisi "beberapa kelemahan penting," tulis surat kabar tersebut, seraya menambahkan bahwa proses tersebut dilakukan secara tergesa-gesa sebab Boeing sedang mengejar ketertinggalan akibat persaingan binis dengan kompetitornya, Airbus yang baru meluncurkan jenis A 320 Neo.
Model tersebut laku keras untuk pasar penerbangan jarak dekat. Laporan yang dimaksud dikeluarkan 11 hari sebelum kecelakaan Ethiopian Airlines, tulis surat kabar tersebut lebih lanjut. []
Baca Juga:Ini Sosok Ulama yang Viral Jenazahnya Utuh Meski Terkubur 31 Tahun
SUMBER: AFP | REUTERS
Editor: Aprianoor