Politik

Hari Ini Ribuan WNI di Selandia Baru Nyoblos

apahabar.com, WELLINGTON – Pemilihan Umum (Pemilu), termasuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 untuk Warga Negara Indonesia (WNI)…

Featured-Image
Dubes Tantowi Yahya nyoblos di Selandia Baru. Foto-Istimewa

bakabar.com, WELLINGTON - Pemilihan Umum (Pemilu), termasuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 untuk Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri telah dimulai. Salah satunya di Selandia Baru.

Di negara tersebut pencoblosan berlangsung di Kota Wellington dan Auckland. Ada 252 tempat pemungutan suara (TPS) di Wellington dan 259 TPS di Auckland. Pencoblosan dimulai pagi hari waktu setempat.

“Alhamdulillah kami nyoblos hari ini,” ujar Dubes RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya seperti ditulis detikcom, Sabtu (13/4/2019).

Ada sekitar 7.000 WNI yang berhak memilih di Selandia Baru. Dari 7.000 itu, hanya 2 ribuan yang memilih dari TPS sedangkan sisanya via kiriman pos.

“Dari 7.000, 4.979 memilih lewat pos. Sisanya lewat TPS,” ucap Tantowi.

Komisioner KPU Hasyim Asyari menyampaikan terdapat 3 metode pemilihan untuk warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri untuk menyalurkan hak pilihnya dalam pemilu 2019 nanti. Metode tersebut meliputi datang langsung ke tempat pemilihan suara (TPS) yang dibangun di kantor perwakilan Indonesia di negara setempat, kotak suara keliling, dan menggunakan pos.

Menurut Hasyim, berdasarkan pengalaman pemilu selama ini, penyaluran pilihan menggunakan pos paling diminati WNI di luar negeri. Dari pada, melalui kedua metode pemilihan lainnya yang telah disediakan.

“Nanti akan memilih dengan menggunakan metode apa? Kan ada tiga metode pemungutan suara di luar negeri. Pertama, datang ke TPS yang dibangun di kantor perwakilan RI di LN. Apakah itu kedutaan atau konjen,” katanya di Gedung KPU Pusat,JakartaPusat, Selasa (24/4).

“Kedua, kotak suara keliling, atau kalau dulu istilahnya drop box ya. Sehingga kemudian pada jam tertentu TPS akan dikelilingkan di mana warga kita berada. Dan ketiga, menggunakan pos. Pengalaman selama ini yang paling banyak kan menggunakan pos,” sambungnya.

Jika di Indonesia hari pemungutan dijadwalkan pada tanggal 17 April 2019. Maka, KPU mengambil kebijakan untuk pemungutan suara di luar negeri lebih awal atau dengan early voting. Kebijakan itu memungkinkan untuk meningkatkan partisipasi WNI di luar negeri untuk datang ke TPS.

Baca Juga: Pemilu 2019, Ribuan Napi di Kalsel Terancam Gagal Nyoblos..!

“Kalau di LN itu diberikan kesempatan pada 8-14 April 2019. Tapi penghitungannya (hasil pemungutan suara) tetap sama, yakni tanggal 17,” kata Hasyim.

Tanggal 14 April 2019 sendiri jatuh pada hari Minggu yang mana merupakan hari libur. Karena itu, Hasyim menuturkan, kesempatan untuk menyalurkan pilihan mereka lewat TPS pun dapat semakin tinggi.

“Sebab kan tanggal 14 kan itu hari Minggu. Sehingga orang-orang ini WNI yang sedang di LN itu, kemungkinan besar sedang liburkerjasehingga kesempatan untuk hadir di TPS di kantor-kantor perwakilan juga bisa tinggi,” tuturnya seperti ditulis Merdeka.com.

Hasyim juga menyampaikan, Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) dan sejumlah kantor perwakilan telah menyiapkan strategi-strategi untuk menarik minat warga negara Indonesia yang ada di luar negeri untuk menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2019.

Karenanya dia menjelaskan, ketika hari pemilihan akan dibalut dengan acara menarik lainnya yang diharapkan dapat menarik para pemilih Indonesia untuk menyalurkan suaranya. Misalnya bisa dibarengi dengan kegiatan gathering atau semacam pagelaran budaya atau musik, dengan suguhan kuliner khas nusantara.

“PPLN di LN, beberapa kantor perwakilan sudah menetapkan srategi-strategi (untuk hari pemilihan), bisa juga dimodel gathering, atau pagelaran budaya, atau pagelaran musik dan juga disediakan makanan khas indonesia,” ujar Hasyim.

Sebelumnya, Ketua Pokja Pemilu Luar Negeri Wajid Fauzi mengharapkan, target partisipasi pemilih luar negeri pada pemilu 2019 nanti dapat meningkat dibanding periode pemilu sebelumnya. Mengingat, partisipasi pemilih luar negeri pada tahun 2014 silam masih sangat rendah.

“Melihat pemilu 2014 lalu masih relatif rendah. Kita berharap paling tidak, ada peningkatan. Yang lalu (2014) itu 33 atau 35 persen. Harapan, ya kalau boleh 50 persen lah,” harapnya.

Baca Juga: Tunjukkan Jari Tanda Nyoblos, Dapatkan Diskon Makan di Restaurant Golden Tulip

Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner