bakabar.com, JAKARTA - Setiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia. Momen itu bertujuan meningkatkan kesadaran sekaligus kewaspadaan akan bahaya penyakit menular HIV/AIDS.
Peringatan bertema ‘equalize’ ini pertama kali dicanangkan pada 1988, tepatnya ketika KTT Menteri Kesehatan Sedunia berlangsung. Organisasi internasional menyepakati diperlukan adanya momentum khusus untuk menghormati orang yang meninggal karena HIV/AIDS.
Pada 1995, Presiden Amerika Serikat meresmikan Hari AIDS Sedunia tertanggal 1 Desember. Sepuluh tahun kemudian, atau pada 2005, United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) menjadi pelopor kampanye Hari AIDS Sedunia.
Bukan seremonial belaka, Hari AIDS Sedunia sepatutnya diperingati dengan mengedukasi masyarakat perihal penyakit menular seksual. Salah satunya, dengan mengenali kelompok orang yang berisiko tertular HIV.
Apa Itu HIV?
Sebelum mengenal kelompok yang berisiko tinggi tertular HIV, ada baiknya memahami virus itu sendiri terlebih dahulu. Human immunodeficiency virus, begitu nama ilmiahnya, adalah infeksi virus yang menyerang sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh.
Virus tersebut akan melemahkan kemampuan pengidapnya untuk melawan infeksi dan penyakit sehari-hari. Sebab itulah, HIV seringkali ditakuti karena dianggap sering menyebabkan kematian. Terlebih lagi, sampai saat ini, penyakit tersebut belum ada obatnya.
HIV dapat menular melalui berbagai cara, salah satunya lewat hubungan seksual. Seseorang bisa terinfeksi virus ini bila melakukan hubungan seksual vaginal, anal, atau oral dengan orang yang sudah terinfeksi.
Darah, air mani, atau cairan vagina milik orang yang sudah terinfeksi itu bakal masuk ke dalam tubuh. Selain itu, virus juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka mulut atau robekan kecil yang kadang-kadang dapat terjadi di dubur atau vagina selama aktivitas seksual.
Bukan cuma itu, HIV pun berpotensi menular melalui jarum suntik. Hal ini bisa terjadi bila perlengkapan obat IV, seperti jarum dan jarum suntik, sudah terkontaminasi. Atau, jarum yang sama dipakai berkali-kali.
Virus tersebut juga bisa menular lewat genetik. Dalam hal ini, ibu hamil yang terinfeksi HIV selama masa kehamilan dapat menularkan virus tersebut ke bayinya.
Perlu diingat, HIV tak bisa menular melalui kontak biasa. Seseorang tidak akan tertular virus ini hanya karena berpelukan, berciuman, atau berjabat tangan dengan orang yang terinfeksi. HIV juga tidak menular melalui udara, air, ataupun gigitan serangga.
Kelompok Orang yang Berisiko Tertular HIV
Adapun risiko tinggi tertular HIV, utamanya, mengintai orang yang berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom, apalagi suka berganti-ganti pasangan. Orang yang berhubungan seks anal pun lebih berisiko ketimbang seks vaginal.
Orang yang menggunakan narkoba suntik, terlebih bila sering berbagi jarum atau alat suntik, juga berisiko tinggi terkena HIV. Hal ini dikarenakan bisa saja tetesan darah orang lain yang terinfeksi ikut terinjeksi ke dalam tubuh.
Karena pengguna narkoba suntik berisiko tinggi terkena HIV, maka berhubungan seksual dengannya pun dapat meningkatkan risiko kamu untuk terkena virus tersebut.
Orang yang sering membuat tato atau tindik juga berisiko tinggi tertular HIV, mengingat jarum suntik bisa menjadi media penularan virus. Sebab itu, bila ingin membuat tato atau melakukan tindik, pastikan jarum suntik yang digunakan steril.
Mengingat HIV juga berpotensi menular melalui transfusi darah, maka kelompok orang yang sering menjalani transfusi pun turut berisiko. Mereka yang menjalani banyak transfusi darah umumnya adalah pengidap hemofilia, thalasemia, dan anemia kronis.
Bila Anda termasuk salah satu dari kelompok di atas, jangan langsung merasa takut. Untuk mengetahui hasil yang lebih pasti, sebaiknya periksakan diri ke dokter.