bakabar.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan promo harga tiket pesawat yang turun tidak berlaku di semua provinsi di Indonesia. Nantinya, seiring dengan bertambahnya jumlah pesawat dan ketersediaan kursi diharapkan akan berangsur turun.
“Kita harapkan harga tiket akan berangsur turun dan terjangkau karena target wisnus (wisatawan nusantara) dalam negeri itu 1,4 miliar pergerakan dan ini harus ditopang oleh semua stakeholders,” ujar Sandiaga dalam The Weekly Brief yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (20/2).
Sandi turut menyampaikan data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait penumpang pesawat di Indonesia yang mengalami peningkatan sebesar 85 persen dengan total penumpang 55,85 juta.
“Ini capaian positif tapi kami akan bekerja sama dengan Kemenhub dan maskapai baik maskapai nasional dan luar negeri karena ini sudah mendapat arahan langsung dari Bapak Presiden agar lebih banyak ditingkatkan jumlah penerbangan langsung ke Indonesia maupun untuk domestik,” imbuhnya.
Baca Juga: Inflasi Penerbangan Tinggi, Mendagri Minta Pemda Bantu Jaga Keterisian Penumpang
Sandi turut menyambut gembira turunnya sebagian harga tiket pesawat dan diharapkan lebih merata penurunannya, terutama memasuki musim liburan hari raya Idul Fitri 1444 H pada bulan April mendatang.
Dalam kesempatan yang sama, mantan Komisaris Garuda Indonesia Peter F Gontha menuturkan, Indonesia memerlukan liberalisasi rute penerbangan serta tidak memberlakukan taris batas bawah (TBB) dan tarif batas atas (TBA) untuk meminimaiisir kecemburuan apabila ada maskapai yang memberikan promo.
“Semuanya harus berkompetisi secara terbuka,” ujar pria yang saat ini menjabat CEO Transvision.
Peter juga menyebut bahwa maskapai di luar negeri berkompetisi dengan tidak hanya berdasar harga tiket.
Baca Juga: Penerbangan Shenzhen-Denpasar Dongkrak Kunjungan Wisatawan
“Kita melihat perusahaan-perusahaan seperti Qatar, Etihad, Turkish, dan Emirat, bahwa mereka bukan mengambil keuntungan dari penerbangan, tapi mereka mengambil keuntungan dari adanya transit para penumpang yang ada di hub-hub tertentu," ungkapnya.
Hal itu, kata Peter, karena setiap penumpang saat mendarat atau transit, misalnya di Singapura, sedikitnya akan belanja 300-500 dolar AS per pax (orang).