bakabar.com, BANJARBARU – Harga karet di Tanjung, Tabalong terus menurun. Dari Rp10 ribu sampai Rp11 ribu menjadi Rp8 ribu per kilogram.
Menanggapi hal itu, Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel berupaya para pekebun bergabung dengan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB).
“Agar dapat penyaluran sarana produksi. Salah satunya bahan pembeku karet,” kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, Suparmi, Sabtu (3/9).
Soal harga, Suparmi meminta media ini mengonfirmasi ke Dinas Pedagangan Kalsel.
Sementara itu, Kepala Disdag Kalsel, Birhasani belum menjawab wawancara yang dilayangkan bakabar.com terkait harga karet di Tabalong yang anjlok.
Per 1 September 2022, harga karet di Tabalong berkisar Rp8 ribu per kilogram. Sontak, penurunan tersebut membuat petani karet mulai resah. Terlebih situasi ini berbarengan dengan penurunan produksi karet di kebun.
Di sisi lain, cuaca yang sering hujan dalam beberapa pekan terakhir, ikut membuat petani semakin jarang menyadap karet mereka.
"Sepekan lalu masih seharga Rp8.700 hingga Rp9.000 per kilogram. Namun sekarang semakin turun sampai Rp8.000 per kilogram," papar Imis, salah seorang petani karet di Desa Padangin, Kecamatan Muara Harus.
Kalau sebelumnya saya mendapatkan penghasilan sekitar Rp400 ribu per minggu, sekarang mungkin hanya sekitar Rp150 ribu," tambahnya.
Ironisnya penurunan harga karet berbanding terbalik dengan banderol sejumlah bahan pokok. Salah satunya harga beras yang cenderung meningkat.
"Tentu kami tidak ingin hasil menyadap karet tidak lagi mencukupi untuk membeli kebutuhan pokok," tambah petani lain bernama Usu.
"Kami sama-sama berdoa semoga harga karet tidak terus anjlok, sehingga pasar-pasar kembali ramai dikunjungi warga," tambahnya.
Sementara Ulis yang merupakan salah seorang pengepul karet lump di Tabalong, membenarkan kalau harga mulai turun sejak Juli 2022.
"Penurunan harga sekitar Rp 2.000 per kilogram. Kalau sebelumnya dibeli seharga Rp8.500, tapi sekarang saya hanya berani Rp8.000," beber Ulis.
Bahkan menurut informasi dari pembeli di Banjarmasin yang diterima Ulis, harga karet akan terus turun. Ini terimbas harga karet dunia yang memang anjlok.
"Untuk sementara pasaran harga karet di Banjarmasin sekitar Rp10.450 ribu," jelas Ulis yang biasanya membeli karet warga di wilayah Bajut, Tanta, Mangkusip, Padangin dan Muara Harus.
"Namun kalau kami telat mengirim, dikhawatirkan harga akan turun terus. Sudah pasti kami yang merugi," tandasnya.
Petani karet di Tapin, Harsani mengatakan, harga karet saat ini berkisar di angka Rp9 ribu. Menurutnya harga karet tergantung kualitas.
“Kalau kualitas bagus, bisa di harga 9.300 rupiah. Jika kirang baik, berkisar di angka Rp8 ribuan,” singkatnya.