bakabar.com, KOTABARU – Tak hanya di Banjarmasin, warga perdesaan di Kabupaten Kotabaru juga mengeluhkan soal mahalnya harga gas elpiji 3 kilogram.
Kalau pun ada, harganya melambung tinggi mencapai Rp 40 sampai Rp 50 ribu. Kondisi ini dialami oleh warga Desa Hampang.
“Di tempat kami, harga gas melon di toko masih Rp 40, sampai Rp 50 ribu,” ujar Manto yang rumahnya tidak jauh dari Mapolsek Hampang, Kamis (25/2) sore.
Kondisi yang sama juga dihadapi warga Desa Pantai, Kelumpang Selatan. Amah Marhamah, warga Pantai, mengungkap mahalnya gas melon eceran sudah berlangsung selama satu bulan terakhir.
“Awalnya harganya Rp 40 ribu. Naik lagi jadi Rp 45 sampai Rp 50 ribu kalau beli di toko,” ujar Amah yang juga berprofesi sebagai penjual gorengan.
Di Desa Sungai Kupang, harga gas melon juga masih tinggi.
“Kalau gas melon di tempat kami, harganya masih R p40 ribu ke atas,” ujar Plh Kades Sungai Kupang, Abdul Kadir Jailani, kepada bakabar.com.
Menyikapi persoalan itu, Satuan Reserse Kriminal Polres Kotabaru langsung melakukan pengecekan.
“Berkenaan mahalnya harga gas melon ini, kami sudah koordinasi dengan pihak-pihak terkait, dan mengecek langsung ke pangkalan,” ujar Kadat Reskrim Polres Kotabaru, AKP Jalil, kepada bakabar.com, Senin (22/02).
Jalil menduga terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab mahalnya gas melon di Kotabaru.
Pertama, pembatasan pengisian gas melon. Kemudian ditambah pendistribusian elpiji yang terhambat karena akses jembatan di Pelaihari yang sempat putus tergerus banjir beberapa waktu lalu.
Menyiasati kondisi itu, Pertamina pun mengalihkan pengambilan gas melon isi ulang dari Banjarmasin ke Kalimantan Timur dengan risiko kuota angkut menjadi berkurang.
“Kami terus turun mengecek ke lapangan. Memastikan pasokan gas melon di masyarakat tetap terpenuhi, dan apabila ditemukan ada praktik nakal atau penimbunan, akan kami tindak tegas,” kata Jalil.
Kepala Bagian Perekonomian, dan Sumber Daya Alam, Setda Kotabaru, Fachruddin Rifani, menilai kenaikan harga gas melon terjadi hanya di toko, atau eceran, bukan di pangkalan.
“Kami barusan rapat bersama empat agen gas melon. Hasilnya, mereka mengaku terkendala pendistribusian gas menuju Kotabaru,” ujar Fachruddin, dijumpai bakabar.com, Senin (22/2).
Sama dengan Jalil, dia juga menduga terganggunya pendistribusian gas elpiji ke Kotabaru ruas jalan nasional di Pelaihari yang sempat putus.
“Penyebabnya itu soal pengirimannya ke Kotabaru. Dan soal jadwal penyeberangan feri, karena pengiriman dilakukan pada malam hari,” katanya.
Fachruddin mengaku akan segera mengupayakan agar armada pengangkut gas melon tidak lagi terganjal jadwal penyeberangan.
“Memang armada itu kan khusus. Jadi, kami akan minta kebijakan, jadwalnya supaya bisa diatur oleh pihak terkait, sehingga, arus pendistribusian tidak terhambat lagi,” tandasnya.