bakabar.com, TEMANGGUNG - Harga cabai keriting merah di pasar tradisional di Kabupaten Temanggung terus mengalami lonjakan. Harga cabai keriting merah saat ini tembus Rp80.000/kg dibandingkan sebelumnya yang masih mencapai Rp70.000/kg.
Salah seorang pedagang cabai, Wasiyah mengungkapkan kenaikan harga cabai juga terjadi pada beberapa jenis cabai lainnya yang terjadi secara bertahap sejak sepekan terakhir.
"Kenaikan harga serupa juga terjadi pada cabai keriting hijau menjadi Rp 50.000 dari semula sekitar Rp 30.000 per kilogram," kata Wasiyah yang juga pedagang Pasar Pon, Kabupaten Temanggung, Selasa (7/11).
Baca Juga: Harga Beras Melambung, Pemerintah Ancang-ancang Impor
Sementara itu, harga cabai rawit mengalami kenaikan harga menjadi Rp70.000/kg. Kenaikan tersebut terasa dalam sepekan terakhir dengan harga sebelumnya Rp65.000/kg.
Kenaikan harga cabai juga berimbas terjadinya penurunan omzet penjualan hingga mencapai 55 persen. Selain itu, kenaikan harga cabai menurutnya disebabkan karena semakin menurunnya pasokan cabai dari petani sejak musim kemarau.
"Airnya untuk menyiram saja sangat sulit, hampir tidak ada, jadi petani yang jual ke sini juga ngepres (sangat sedikit), dicukup-cukupkan," jelasnya.
Hal itu diakui juga oleh petani cabai di Desa Bulu, Temanggung yang memasok cabai ke pasar. Menurutnya, selama musim kemarau berimbas pada terlambatnya panen yang disebabkan keterbatasan air.
Baca Juga: Bulog Nantangin Hutang, Sri Mulyani: Nunggu Audit BPKP
Setiap hari, Sutikto bersama sang istri harus mencari air menggunakan jeriken ke sumber air terdekat bersama para petani cabai lainnya.
"Jadi harus berbagi, ambil airnya pun tidak bisa banyak-banyak," imbuhnya.
Tak hanya pedagang, efek kenaikan harga cabai ini juga dirasakan oleh para ibu rumah tangga yang lebih memilih dalam jumlah kecil atau eceren. Hal itu dilakukan agar keuangan tak membengkak.
Baca Juga: Menikmati Kopi dan Teh Rosella Borobudur di Bukit Menoreh Magelang
Terlebih, melonjaknya harga cabai terjadi hampir bersamaan dengan kenaikan harga bahan pokok lainnya seperti beras dan gula.
"Bawang merah juga naik Rp 5.000, beras juga naiknya bersamaan, terpaksa beli ngecer," tutur ibu rumah tangga asal Kranggan, Nisa (30).
Ia berharap kenaikan harga yang dinilainya ugal-ugalan tersebut bisa segera dikendalikan di tengah mulai terjadinya pergantian musim.
"Semoga bisa seperti sedia kala, supaya keuangan rumah tidak kacau juga," pungkasnya.