bakabar.com, JAKARTA – Saham-saham Hong Kong ditutup lebih rendah imbas perusahaan teknologi dan perawatan kesehatan pada perdagangan Rabu (27/10) sore.
Sementara peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah jangka pendek disebut berpotensi menguras likuiditas dari pasar.
Indikator utama Bursa Efek Hong Kong, Indeks Hang Seng (HSI) anjlok 1,57 persen atau 409,53 poin berakhir di 25.628,74 poin.
Sedang Indeks China Enterprises merosot 1,79 persen atau 165,63 poin menjadi menetap di 9.093,80 poin.
Indeks Teknologi Hang Seng dan Indeks Kesehatan Hang Seng masing-masing merosot sekitar 3,0 persen.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor dua tahun melonjak ke level tertinggi 19 bulan, berpotensi menguras likuiditas dari pasar negara berkembang.
Para analis, seperti dilansir Antara, mengatakan pengumuman tapering Federal Reserve AS minggu depan adalah kesepakatan yang hampir selesai.
Pasar telah bergerak melewati pembicaraan pengurangan pembelian aset dan sekarang fokus pada pengetatan.
Secara terpisah, China akan meminta pengguna di bawah umur untuk mengirimkan rincian pribadi wali mereka karena tampaknya akan merombak aturan untuk mendaftarkan akun daring dengan nama asli, dan menuntut lebih banyak pemeriksaan verifikasi oleh platform.
Raksasa teknologi Alibaba Group, Meituan, Tencent Holdings terperosok antara 3,0 persen dan 5,0 persen.
Sub-indeks energi turun lebih dari 2,0 persen karena saham penambang batu bara merosot.
China mengatakan akan melakukan pekerjaan, "pembersihan dan perbaikan" di lokasi penyimpanan batu bara di beberapa daerah penghasil batu bara dan melarang lokasi penyimpanan tanpa persetujuan dalam langkah terbarunya untuk mengatasi harga batu bara yang meroket.
Jaringan hot pot Haidilao International Holding anjlok 7,5 persen ke level terendah sejak Maret 2019, persentase penurunan terbesar pada indeks acuan Hang Seng.
Goldman Sachs memangkas estimasi perolehan laba Haidilao di tengah wabah Covid-19 di beberapa provinsi baru-baru ini di China.