Tak Berkategori

Hadapi Potensi Bencana Banjir, Begini Kesiapan Barito Kuala

apahabar.com, MARABAHAN – Memastikan kesiapan seluruh satuan, Polres Barito Kuala menggelar pasukan dalam rangka operasi kewaspadaan…

Featured-Image
Tactical Floor Game (TFG) yang dilakukan Polres Barito Kuala dalam menghadapi potensi banjir. Foto: apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Memastikan kesiapan seluruh satuan, Polres Barito Kuala menggelar pasukan dalam rangka operasi kewaspadaan bencana banjir, puting beliung dan tanah longsor, Rabu (11/11).

Selain Polres Batola dan jajaran, operasi tersebut melibatkan Kodim 1005 Marabahan, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Batola.

Peragaan kesiapan ini berbarengan dengan penetapan siaga banjir, angin puting beliung dan cuaca ekstrem yang dicanangkan Pemkab Batola sejak 2 November 2020 hingga 1 Februari 2021.

Juga dipaparkan langkah-langkah darurat melalui Tactical Floor Game (TFG). Di antaranya rencana penempatan posko pantau, bantuan dan penampungan di Kecamatan Kuripan, Tabukan, Bakumpai, Jejangkit, dan Mandastana.

TFG juga telah memetakan jalur-jalur evakuasi dan penyaluran bantuan, baik melalui darat maupun perairan.

“Kesiapan menghadapi bencana harus dilakukan sedini mungkin guna mencegah, menghindari, mengantisipasi dan menghadapi segala kemungkinan,” ungkap Kapolres Batola AKBP Lalu Mohammad Syahir Arif.

“Dalam penanggulangan bencana banjir, puting beliung dan tanah longsor ini, tidak terdapat satuan khusus yang bertanggung jawab. Itu karena penanggulangan menjadi tugas semua pihak, termasuk dari masyarakat,” imbuhnya.

Selain kesiapan personel, sejumlah peralatan juga diklaim siap digunakan. Antara lain perahu karet, speed boat, pelampung, tenda pengungsi dan dapur umum.

Penetapan Kuripan, Tabukan, Bakumpai, Jejangkit dan Mandastana dalam siaga banjir juga disebabkan pengalaman maupun kondisi geografis.

“Kelima kecamatan tersebut berada di persimpangan sungai, sehingga berpotensi mendapat banjir kiriman dari kabupaten dan provinsi tetangga, serta terimbas air pasang laut,” sahut Sumarno, Kepala Pelaksana BPBD Batola.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sendiri memperkirakan musim hujan di Batola berlangsung sejak November 2020 sampai Februari 2021. Sementara puncak hujan diperkirakan terjadi antara Desember 2020 dan Januari 2021.

“Tentu kami berharap potensi banjir tidak separah 2017, mengingat sudah banyak dilakukan pembersihan dan pembuatan saluran-saluran air,” beber Sumarno.

“Ketika Jejangkit dan Mandastana direndam banjir, karena pembuatan saluran air untuk lokasi Hari Pangan Sedunia (HPS) belum dibuat. Kanal-kanal di perkebunan sawit, juga bisa mengurangi debit air sungai,” tandasnya.



Komentar
Banner
Banner